Polisi anti huru hara Argentina menembakkan gas air mata ke arah kerumunan di jalanan Buenos Aires. Foto: Mattias Baglietto/Reuters

Diamma.com- Polisi menembakkan gas air mata dan peluru karet ke kerumunan yang berbaris di luar Istana Presiden Casa Rosada, pada Kamis (26/11). Kerumunan ini merupakan para penggemar yang hadir untuk memberikan penghormatan terakhir kepada legenda sepak bola Argentina Diego Armando Maradona.

(Baca Juga: Kabar Duka, Legenda Sepak Bola Diego Maradona Tutup Usia)

Maradona diketahui meninggal dunia pada Rabu dalam usia 60 tahun akibat henti jantung. Rencananya, Maradona akan disemayamkan di Istana Presiden Casa Rosada selama beberapa hari. Selain itu, Menanggapi kematian tersebut, Presiden Argentina, Alberto Fernandez menetapkan tiga hari berkabung nasional.

Dilansir dari ABC News, masih belum jelas apa yang sebenarnya menyebabkan polisi mengambil tindakan terhadap kerumunan itu hingga sejumlah pelayat yang hadir dilaporkan mengalami cedera. Menteri Dalam Negeri Argentina angkat bicara perihan insiden tersebut.

“Kami menuntut walikota dan menteri keamanan kota menghentikan kegilaan yang dilakukan oleh kepolisian kota,” kata Waldo de Pedro.

(Baca Juga: Maradona Tutup Usia, Diduga karena Serangan Jantung)

Menyusul berita kematian Maradona, jutaan orang Argentina pergi ke tempat yang identik dengan pesepak bola bernomor sepuluh itu untuk memberikan penghormatan terakhir kepada idola mereka. Monumen Obelisco, pusat kota Buenos Aires, Stadion La Bombonera markas dari Boca Juniors dan rumah tempat ia meninggal dunia dipenuhi karangan bunga dari para pengagumnya.

Diketahui, kesehatan Maradona terus menurun dalam beberapa tahun terakhir. Dia pernah dilarikan ke rumah sakit akibat anemia dan dehidrasi. Lalu, pada awal November dirinya sempat menjalani operasi akibat pembekuan darah di otak.

(Baca Juga: Kesehatan Menurun, Maradona Dilarikan ke Rumah Sakit)

Prestasi paling prestisius Maradona adalah saat ia memimpin tim nasional Argentina ke Piala Dunia 1986 Mexico. Melalui gol ‘Tangan Tuhan’ yang terkenal, ia berhasil mengalahkan Inggris di perempat final.

Karir sang legenda sepak bola bukannya tanpa kontroversi, kecanduan narkoba dan alkohol, serta kehidupan malamnya menyebabkan kesehatan Maradona mengalami penurunan tajam. Selama Piala Dunia 1994 di Amerika Serikat, ia gagal dalam tes narkoba rutin pasca-pertandingan dan diskors selama sisa turnamen.

(Baca Juga: Sepenggal Cerita Unik dari Si Tangan Tuhan, Diego Maradona)

Penulis: Donny Alamsyah
Editor: Faradina Fauztika