Diamma.com – Bermaksud untuk mencari tempat yang lebih tenang ketika menerima telepon, M Yusuf, 47, warga Jalan Jati RT07/03 Desa Rambutan Kecamatan Ciracas Jakarta Timur tewas tersambar kereta sekitar pukul 17:00 WIB, kemarin.

Pria paruh baya yang hendak pergi berbuka puasa dengan lima orang temannya tidak menyadari adanya kereta Argo Parahayangan, jurusan Bandung yang melintas disebelahnya. Korban tewas ditempat dengan sejumlah luka parah dibagian kepala dan pelipisnya.

Kejadian bermula saat korban bersama lima orang temannya hendak berangkat dan menunggu angkutan di halte Jalan Raya Bekasi Timur atau tepatnya di depan LP Cipinang untuk berbuka bersama.

Saat itu korban yang sedang menerima telepon merasa bising dengan suara dipinggir jalan tersebut dan memilih untuk menghindar menuju ke belakang halte yang merupakan jalur pinggir rel kereta. Disaat itulah tanpa korban sadari sebuah kereta Argo Parahyangan jurusan Bandung melintas dan menyambar tubuh korban yang berada persis disebelah kiri rel kereta.

“Awalnya saya sama dia duduk di halte. Ketika hendak pergi, dia bilang ingin kebelakang dulu, mau terima telepon katanya. Setelah beberapa menit ditunggu-tunggu kok dia tidak kembali. Setelah kami cek ternyata dia sudah terkapar dipinggiran rel,” ujar Gaimuddin, rekan korban dilokasi kejadian, Selasa (7/8).

Dia pun langsung meminta pertolongan kepada warga dan diteruskan melapor kepada petugas kepolisian. “Kami langsung berteriak minta tolong, namun sepertinya korban sudah meninggal ditempat,” katanya.

Korban yang diketahui merupakan anggota dari LSM Yayasan Bina Rakyat Sadar Mandiri tersebut terpental sejauh beberapa meter dari lokasi.

Menurut Sabardi, 70, korban saat itu memang sedang berangkat untuk berbuka puasa bersama teman-temannya. “Iya rencananya akan buka puasa. Sekaligus membicarakan masalah-masalah yayasan. Namun malah terjadi seperti ini,” ujar Sabardi, Ketua umum dari Yayasan Bina Rakyat Sadar Mandiri.

Polisi yang datang ke TKP langsung melakukan identifikasi terhadap jenazah korban. Dan untuk keperluan penyelidikan jenazah di bawa ke RSCM untuk dilakukan otopsi.

Sementara itu, Polisi khusus kereta (Polsuska) Stasiun Jatinegara, Hendrik, 28, mengatakan berdasarkan keterangan saksi korban disinyalir tidak menyadari kedatangan kereta disekitarnya. “Kalau sedang menerima telepon konsentrasinya kan jadi tidak fokus dengan hal lain. Dan pada saat itu korban tidak menyadari telah berdiri bersebelahan dengan rel,” ujar Hendrik.

Hendrik pun meminta agar masyarakat tidak menggunakan pinggiran rel untuk beraktivitas, dikarenakan berbahaya dan dapat menggangu perjalanan kereta. “Sebaiknya jangan ada aktivitas dipinggir rel, karena bisa merugikan banyak pihak,” paparnya.

Reporter: Dian ramdhani

Editor: Frieska.