Diamma.com – Jelang Idul Fitri 1433 H, penjualan sejumlah kendaraan roda empat bekas dibeberapa lokasi di Jakarta Timur mengalami penurunan. Dibandingkan tahun lalu jumlahnya bisa merosot hingga 40%.

Hal tersebut berbeda dengan musim sebelumnya dimana antusias masyarakat untuk membeli kendaraan begitu tinggi. Hal ini salah satunya dikarenakan penanggalan Idul Fitri yang hampir berbarengan dengan masuknya tahun ajaran baru sekolah, serta situasi ekonomi masyarakat yang sedang tidak stabil.

Seperti penuturan Heri, 36, bagian harga dan penjualan PT Toton Cita Abadi di Jalan Kalimalang Jakarta Timur yang mengaku omset penjualan kendaraan roda empat ditempatnya sedang mengalami penurunan. “Penjualan mobil bekas sedang lesu, dibanding tahun lalu bedanya jauh sekali. Mungkin orang banyak keperluan, kan habis menyekolahkan anak,” ujarnya kemarin.

Heri mencontohkan pada tahun lalu showroomnya bisa menjual mobil sebanyak 15 sampai dengan 17 kendaraan perbulan, sementara memasuki minggu ketiga Ramadan, pihaknya belum satupun kedatangan pembeli. “Tahun lalu bisa menjual 15-17 unit, sementara sebentar lagi lebaran belum juga ada peminat,” keluhnya.

Sementara Thomson, 30, bagian marketing di PT Toton Cita Abadi abadi memberikan penjelasan sedikit berbeda menyikapi  kelesuan penjualan mobil. Salah satunya adalah penerapan DP30% yang diterapkan oleh pemerintah kepada masyarakat yang ingin membeli kendaraan secara kredit. “Banyak juga yang sudah datang dan mengurungkan niat membeli lantaran DP nya yang terlalu tinggi,” ucapnya.

Padahal menurut Thomson, harga mobil bekas yang lebih murah juga tidak menjadi jaminan masyarakat akan membelinya. “Jika dibanding baru ya bedanya lumayan, bisa sampai 15% dari harga baru,” paparnya.

Ditempat terpisah, Arwan, 41, pemilik show room Boster Mobil mengutarakan hal serupa. Menurutnya menurunnya minat masyarakat untuk membeli mobil sudah terlihat sejak dua bulan belakangan. “Sebelumnya sih lumayan, ada yang beli dan tukar tambah,” jelasnya.

Mobil jenis minibus serta berkapasitas kecil yang biasanya menjadi idola masyarakat menjelang Idul Fitri pun sepi dari peminat. “Biasanya orang banyak yang mencari mobil minibus buat pulang kampung, ada juga sih yang jenis sedan tapi tidak terlalu banyak,” ucapnya.

Namun Arwan tetap memiliki rasa optimis yang tinggi akan meningkatnya minat masyarakat untuk kembali membeli mobil. Salah satunya adalah kebiasaan masyarakat yang membuka usaha baru dan mengajak serta keluarga dari kampung untuk bekerja di Jakarta. “Trennya seperti itu, karena sulit mencari pekerjaan di kampung lalu mereka mencoba usaha kerja di Jakarta. Biasanya mobil jenis pick up yang banyak dipesan,” paparnya.

Sejumlah Bengkel Mobil pun ramai
Persiapan menghadapi Idul Fitri yang identik dengan tradisi mudik pun disikapi oleh masyarakat yang memiliki kendaraan pribadi untuk mengecek kelaikan mobilnya.

Berdasarkan pantauan Harian Sindo dibeberapa bengkel di Jakarta Timur terlihat sejumlah konsumen yang meluangkan waktunya untuk melakukan pemeriksaan kendaraan yang nantinya akan digunakan untuk mudik.

Salah satunya yang dikatakan oleh Soleh, 44,  karyawan perusahaan jasa ini mengaku menservis kendaraannya untuk persiapan jelang mudik ke kampung halamannya di Semarang Jawa Tengah. “Supaya tenanglah selama di perjalanan. Kan kalau sudah diservis Insyaallah bisa dilihat jika ada kerusakan,” ungkapnya.

Sementara menurut Kahfi, 39, yang akan mudik ke kampung halamannya di Tasikmalaya Jawa Barat mengaku dirinya lebih memilih mudik dengan kendaraan pribadi karena bisa lebih santai selama diperjalanan, sekaligus bisa mengajak sanak saudara. “Iya makanya saya ke bengkel dulu, daripada naik angkutan lebih enak naik mobil sendiri,” imbuhnya.

Sementara itu Nena, 28, bagian informasi bengkel mobil Ben Motor di Jalan Dewi Sartika Jakarta Timur mengakui adanya peningkatan jumlah konsumen yang datang ke bengkelnya dibandingkan hari-hari biasa. “Kalau hari biasa yang datang perhari mencapai 10 mobil, namun selama Ramadan bisa 20 lebih yang kesini,” ungkapnya.

Selain melakukan servis berkala, menurutnya ada juga konsumen yang mengganti onderdil mobil yang sudah rusak atau mendekati kerusakan. “Sama petugas kami diberitahukan jika memang harus ada pergantian onderdil. Tapi rata-rata sih pengecekan untuk persiapan mudik seperti ganti oli, tune up, dan mengecek rem,” tutupnya.

 

Reporter: Dian Ramadhani.

Editor: Frieska M.