Diamma.com – Rektor kedua UPDM (B), Prajitno Mangunwiyoto meninggal dunia pada usia 89 tahun, pada 17 Juni 2019 lalu. Almarhum dimakamkan di tempat peristirahatan terakhir TPU Jeruk Purut. Sebelum menghembuskan napas terakhir, beliau masih aktif memimpin senam jantung sehat setiap Jumat pagi.
Pak Prayit yang biasa disapa oleh warga UPDM (B) ini, menjabat sebagai Rektor UPDM (B) sejak tahun 1973. Ada beberapa kebijakan yang diterapkan oleh beliau ketika masih menjadi Rektor. Salah satunya adalah menjabarkan undang-undang pendidikan tinggi.
Ia turut menjabarkan kegiatan tridarma di berbagai program kerja yang terkait dengan pendidikan, penelitian, pengabdian, dan pengembangan. Ia turut menulis buku berjudul Moestopo Sang Legenda.
Guru besar UPDM (B), Sunarto mengungkapkan sosok almarhum. Ia adalah sosok yang tegas, tetapi tidak galak.
“Pak Prayit itu sebagai pemimpin sebagai kawan juga, guru juga, jadi komunikator handal walaupun jenderal, tidak galak tetapi tegas. Jadi, memberitahu bagaimana pengolahan dalam manajemen POAC dari beliau. Sebelum dikontrol, dikomunikasikan dengan baik dulu kepada bawahan. Dia sangat mengkomunikasikan segala hal dengan baik,” tuturnya.
Mahasiswa Ekonomi UPDM (B) angkatan 1991, Rani Muthia turut mengungkapkan sosok almarhum di matanya. “Sosoknya selama dia hidup itu baik, pendiam, tidak galak,” ungkapnya.
Selain itu, Sunarto juga memiliki kesan yang tidak pernah akan dilupakan terkait kata-kata yang dikeluarkan almarhum Prajitno saat masih sehat.
“Pesan Pak Moes itu selalu di sampaikan oleh Pak Prajitno, bahwa ketika kita memperjuangankan kemerdekaan harus sampai titik darah penghabisan. Tapi ketika mengisi kemerdekaan kita harus bekerja keras. Sampai memacu, mendorong, memotivasi supaya kita bisa belajar dengan giat,” ujar Sunarto.
Selain itu, Sunarto juga memiliki kesan yang tidak pernah akan dilupakan terkait kata-kata yang dikeluarkan almarhum Prajitno saat masih sehat.
“Pesan Pak Moes itu selalu di sampaikan oleh Pak Prajitno, bahwa ketika kita memperjuangankan kemerdekaan harus sampai titik darah penghabisan. Tapi ketika mengisi kemerdekaan kita harus bekerja keras. Sampai memacu, mendorong, memotivasi supaya kita bisa belajar dengan giat,” ujar Sunarto.
Reporter: Faradilla Rachman
Versi cetak artikel ini terbit di WARTA Diamma edisi #68 Agustus 2019, dengan judul “Mengenang Sosok Prajitno, Rektor Ke-2 UPDM (B)”