Diamma.com- Presiden Jokowi mengambil langkah cepat dalam penanganan banjir dan longsor yang terjadi di NTT serta NTB. Bahkan meminta untuk mempercepat proses evakuasi korban yang belum ditemukan.
‘’Saya meminta kepada BNPB, kepada Basarnas dibantu dengan Panglima TNI dan Kapolri dengan seluruh jajarannya mengarahkan tambahan personel SAR, sehingga dapat menjangkau lebih banyak wilayah terdampak, termasuk wilayah terisolir dan berbagai gugus pulau,’’ ujar Jokowi saat memberikan arahan dalam rapat terbatas penanganan bencana di NTT dan NTB, disiarkan.
Hingga saat ini, pencarian korban terus dilakukan di NTT dan NTB. Namun, pencarian tersebut ada terkendalanya yaitu terjadi gelombang tinggi mencapai 2-4 meter. Hal itu, membuat pencarian di sejumlah wilayah sangat sulit dilakukan.
Wakil Bupati (Wabup) Lembata NTT, Thomas Ola Langodai mengatakan bahwa dari pihaknya membutuhkan perahu atau kapal besar untuk melakukan evakuasi di sekitar pesisir pantai, karena dikhawatirkan korban menghanyut hingga ke laut.
‘’Hari ini pencarian di laut belum bisa dilakukan karena gelombang 2-4 meter. Kita sangat butuh perahu karet atau kapal lebih besar untuk bisa menyisir sepanjang pesisr pantai utara yang berhadapan dengan Laut Flores,’’ kata Thomas dikutip dari siaran CNNIndonesia TV, Selasa(6/4).
Yang terkena atau terdampak bencana NTT mencapai 21 warga Lembata terkonfirmasi meninggal dunia. Sedangkan, 44 lainnya masih dalam pencarian.
Tercatat dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencapai 128 orang yang meninggal dunia dari bencana banjir dan longsor di NTT pada Minggu (4/4) lalu. Sebanyak 8.424 orang dari 2.019 mengungsi di tempat yang telah disediakan oleh petugas penanggulan bencana.
Pengungsian terbesar yaitu di daerah Sumba Timur: 7.212 Jiwa (1,803 KK), Lembata 958 orang, Rote Ndao 672 jiwa (153 KK), Sumba Barat 284 (63 KK) dan Flores Timur 256.
Penulis: Ria Lestari
Editor: Rianty Danista