Diamma.com– Meninggalnya pegulat wanita berdarah Jepang campuran Indonesia, Hana Kimura cukup mengejutkan dunia. Pasalnya, ia dikabarkan melakukan bunuh diri dengan cara menelan gas beracun jenis Hidrogen Sulfida dan jasadnya ditemukan oleh Kepolisian Jepang di rumahnya di Tokyo pada Minggu (24/5) lalu.
Diduga kuat aksi bunuh diri tersebut di latar belakangi ujaran kebencian yang diterima Hana di berbagai media sosial.
Sebelum aksi bunuh diri dilakukan, Hana sempat mengunggah sebuah foto yang menunjukan tanda-tanda depresinya. Ia sempat menggunggah foto lengannya yang penuh luka dan kalimat perpisahan, meski kini telah dihapus.
“Hampir 100 opini jujur datang setiap hari. Aku tidak bisa menyangkal bahwa itu menyakitkan, aku mati,” tulisnya.
Hana juga menuliskan surat berisikan rasa terima kasihnya kepada orang-orang yang berada di sekelilingnya semasa ia hidup.
“Ibu terima kasih sudah melahirkanku. Aku ingin disayangi dalam hidup ini,” tulis Hana.
Kabar meninggalnya Hana sontak menuai ucapan belasungkawa dari para pegulat WWE di berbagai dunia, salah satunya legenda WWE, Mick Foley. Ia turut mengecam pelaku cyberbullying.
“Hana Kimura baru berusia 22 tahun. Coba resapi itu… 22. Masa depannya terbentang panjang di hadapanya. Perisakan daring tidak seharusnya menjadi bagian dari hidupnya, dan terutama tidak menjadi bagian dari kematiannya. RIP Hana Kimura,” tulisnya.
Chelsea Green, pegulat asal Kanada juga mengungkapkan emosinya atas meninggalnya Hana.
“Wafatnya Hana Kimura harus memberikan kesadaran kepada orang-orang. Dunia online adalah dunia nyata berisi orang sungguhan, emosi sungguhan, dan gaung yang sangat nyata,” tulisnya.
Tidak hanya para pegulat WWE saja yang mengecam tindakan cyberbullying atau ujaran kebencian, dilansir dari japanesestation.com, pemerintah Jepang juga turut mengecam tindakan tersebut.
Politikus Jepang Hiroshi Moriyama dan Jun Azumi yang sepakat untuk mendiskusikan beberapa beberapa peraturan untuk mencegah cyberbullying kembali terjadi.
Ketua Sekretaris Kabinet, Yoshihide Suga juga mengungkapkan rasa bela sungkawa atas kepergian Hana.
Yoshihide juga mengatakan para peneliti di Kementerian Urusan Internal dan Komunikasi tengah mendiskusikan upaya pecarian pelaku penyebar ujaran kebencian dan fitnah di dunia maya.
“Kami akan segera bertindak sesuai dengan hasil diskusi tersebut,” ujar Yoshihide.
Penulis: Devan Aidan Grimaldi
Editor: Indira Difa Maharani