Diamma.com- Bunga seolah-olah tidak dapat dipisahkan dari kehidupan budaya masyarakat India. Berbagai ritual adat, upacara keagamaan, festival, hingga pesta pernikahan, bunga selalu menjadi bagian penting dalam setiap kegiatan tersebut.
Seusai acara keagamaan selesai, tumpukan bunga marigold, mawar, anyelir, ditinggalkan di tempat-tempat ibadah seperti kuil dan sikh gurudwara. Bunga-bunga dari tempat ibadah tidak dapat dicampur dengan sampah biasa. Masyarakat India tidak tahu harus membuang bunga-bunga tersebut ke mana.
Membuang bunga-bunga tersebut ke dalam air yang mengalir seperti sungai adalah salah satu caranya. Kuil memiliki akses ke sungai dan danau, pengurus kuil cenderung membuangnya ke air yang mengalir, karena hal itu dianggap suci. Namun, hal tersebut dapat menambah polusi sungai-sungai di India.
Melihat hal itu, seorang insinyur kimia dan eco-enterpreneur India, Parimala Shivaprasad memiliki solusi atas masalah tersebut. Mahasiswi pascasarjana Universitas Bath itu ingin mengubah bunga yang sudah tidak terpakai menjadi sebuah produk berguna.
“Melihat begitu banyak sampah bunga di India dan saya adalah insinyur kimia, saya pikir keduanya bisa bersatu dan membuat sesuatu yang bermanfaat,” jelas Parimala, dilansir dari BBC.
Dia memiliki ide untuk membangun sebuah perusahaan yang bergerak di bidang sosial untuk membantu mengatasi masalah sampah bunga di India. Hal tersebut memungkinkan kuil-kuil di India untuk dapat mengolah sampah bunga menjadi sesuatu yang berguna.
“Saya ingin mengumpulkan limbah bunga dan mengekstrak minyak esensial, biomassa, dan kompos sisa biomassa untuk menghasilkan pupuk organik,” katanya.
Langkah Pertama: Uji Lab
Parimala telah mengembangkan alat-alat laboratorium agar dapat digunakan oleh setiap kuil untuk mengekstrak bunga menjadi minyak esensial. Dalam melakukan hal ini, ia harus menampung lima kilo kelopak bunga setiap harinya. Ia juga harus menjalani bagian ekstraksi selama delapan jam dalam sehari.
Langkah Kedua: Lakukan Studi Percontohan
Pengujian kelayakan, apakah ide tersebut dapat digunakan dalam skala kecil dan cocok digunakan di kuil. Parimala berencana untuk melakukan studi percontohan di sebuah kuil di Banglore dengan bantuan ayahnya yang juga seorang ahli kimia.
Jika dalam percobaan tersebut berhasil, ia akan mengembangkan penelitiannya itu ke kuil yang lebih banyak dan mendirikan usahanya di seluruh dunia.
“Menjadi seorang pengusaha benar-benar tidak terduga. Tapi, saya benar-benar menikmati keduanya, yakni berada di universitas dan menjadi pengusaha,” akunya.
Penulis: Asri Muspita Sari
Editor: Siti Nurmayani Putri