Diamma.com- Rumah milik pendiri Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama), yaitu Moestopo, menjadi ikon tersendiri di kampus yang terkenal dengan kata Beragama nya ini. Untuk pertama kalinya, rumah ini direnovasi.
Hal ini tentu perlu dilakukan. Sebab, ada beberapa bagian rumah yang tidak lagi berfungsi setelah termakan oleh waktu. Pembangunan kembali menjadi cara agar rumah bersejarah tersebut dapat bertahan dan berfungsi kembali sebagaimana mestinya.
Hingga saat ini, belum rampungnya renovasi diakibatkan oleh adanya sejumlah pelengkap rumah yang membutuhkan waktu untuk selesai dipesan, seperti jendela dan pintu rumah.
Wakil Ketua Yayasan, Soenardi Dwidjosusastro mengatakan lambatnya pengerjaan karena terbatasnya jumlah perkerja dan penambahan area perbaikan yang semestinya hanya rumah utama yang berada di depan, tetapi rumah belakang juga turut diperbaiki.
“Sebetulnya jika tidak ada perubahan tambahan itu, tadinya hanya rumah Bu Moestopo. Namun, rumah belakang yang seharusnya tidak direnovasi juga direnovasi. Seaat ini sudah tinggal finishing, tetapi karena ada penambahan di beberapa area jadi butuh waktu lagi,” jelas Soenardi.
Pembangunan ini diharapkan dapat terselesaikan di liburan semester yang akan datang sehingga tidak mengganggu proses belajar mengajar dalam area kampus.
Salah satu Mahasiswi Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) 2016, Indira Maharany, mengatakan bahwa ia tidak merasa terganggu akan adanya pembangunan meskipun sesekali ia merasa debu yang ditimbulkan oleh pembangunan cukup banyak.
“Tapi kalo untuk pembangunan yang lebih layak sih bukan masalah besar untuk saya,” ujarnya.
Reporter: Risthi Amelia Sary
Versi cetak artikel ini terbit di WARTA Diamma edisi #54 Mei 2018, dengan judul “Rumah Bersejarah Juga Perlu Perbaikan”.