Diamma.com – Uji coba pembatasan motor di ruas Jalan MH Thamrin – Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, sudah mulai diberlakukan pada Senin (17/12/14). Uji coba tersebut akan berlangsung selama satu bulan. Pembatasan kendaraan bermotor di sepanjang jalan protokol dilakukan untuk membatasi jumlah kendaraan pribadi yang melintas serta memaksimalkan secara bertahap pengoperasian angkutan umum.
Seperti yang dilansir dari kompas.com, sejumlah pengendara sepeda motor merasa bingung unuk mencari jalan alternatif menuju Jakarta kota. Menanggapi hal tersebut, Kepala Bidang Manajemen Rekayasa Lalu Lintas Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Masdes Arofi, mengatakan bahwa di sejumlah titik menuju jalan tersebut telah dipasang 33 rambu larangan melintas bagi sepeda motor. Selain itu, telah disiapkan juga spanduk sosialisasi dan 10 bus tingkat untuk melayani warga, sementara 30 bus Transjakarta disiagakan untuk menambah kapasitas angkut.
Pro kontra pun datang dari kalangan masyarakat mengenai kebijakan baru yang dibuat Gubenernur DKI tresebut, mahasiswa klinik FKG UPDM(B), Ihsan Firdaus, salah satunya. Ia mengungkapkan ketidaksetujuannya terhadap peraturan tersebut. “Dirasa kurang bijak ya, karena yang ditutup itu jalan utama dan banyak kegiatan perkantoran di daerah sana,” ujar lelaki yang tinggal di daerah Harmoni itu. Ihsan menambahkan bahwa kebijakan tersebut mengurangi efisiensi waktu karena pengendara harus mencari jalur alternatif lain.
Berbeda dengan Ihsan, Wahyu Imam, salah seorang pengendara motor yang sering melintasi ruas jalan protokol di Jakarta mengatakan bahwa dirinya tidak mempersalahkan adanya pembatasan kendaraan tersebut. “Kalau itu emang baik bagi jalanan ibu kota gue sih malah setuju, karena kemacetan yang terjadi disitu kan sangat parah,” ujar lelaki yang akrab disapa Pepi.
Dengan adanya uji coba pembatasan kendaraan tersebut, Pepi mencoba beralih ke transportasi umum. “Ya gue nggak usah bawa motor kalau ke jalan itu. Kan udah ada akses busway,” tambahnya. Ia juga berharap dampak positif yang lebih baik akan muncul dari kebijakan ini. “Mudah-mudahan ibu kota yang tadinya di cap macet terus, bisa lebih berkurang kemacetan yang ada di Jakarta,” tutupnya.
Reporter : Mutiara Caesarivana Utha / Foto : google.com
Editor : Kardina Chairunnisa