Delman yang biasa ditemui diJakarta

Diamma.com – Di tengah pesatnya kemajuan teknologi yang kian hari semakin canggih, serta terciptanya berbagai model alat transportasi modern, ternyata masih ada alat transportasi tradisional yang masih bertahan sampai saat ini. Siapa yang tak mengenal “Kereta Kuda”  rangkaian sebuah kereta yang di ikat oleh kuda sebagai penggeraknya dan dapat di tumpangi oleh manusia maupun benda dengan berbagai macam kapasitas dan bentuknya. Zaman dahulu kereta kuda identik hanya dimiliki dan digunakan oleh kerajaan-kerajaan sebagai alat transportasi para raja dan keluarganya, serta pendistribusian  bahan-bahan pangan yang di butuhkan oleh kerajaan. Seiring bejalanya waktu persebaran kereta kuda pun sudah mulai meluas di berbagai penjuru dunia dengan berbagai macam sebutan, di Indonesia sendiri kereta kuda punya banyak nama seperti, Andong, dokar, cimodo, dll.

Di Jakarta kereta kuda biasa dikenal dengan delman, nama delman berasal dari nama penemunya,  seorang litografer dan insinyur pada masa Hindia Belanda yaitu Charles Theodore Deeleman. Pada awal mulanya delman digunakan sebagai alat transportasi masyarakat kota Jakarta, karena masih jarangnya angkutan umum yang dapat digunakan oleh masyarakat Jakarta untuk menjalankan segala aktivitasnya. Tidak seperti saat ini, keberadaan delman mungkin bisa di hitung dengan jari, banyaknya faktor yang menjadi penyebabnya, seperti semakin berkembangnya inovasi tranportasi, dan jumlah angkutan umum yang semakin meningkat. Akhirnya banyak masyarakat lebih suka menggunakan kendaraan pribadi yang mungkin lebih nyaman, efektif & efisien untuk digunakan, juga menjaga gengsi saat dipakai. Serta di dukung dengan dengan maraknya kredit kendaraan dengan cicilan yang terjangkau dari multifinance.

Kereta kuda memang telah menjadi icon di sejumlah daerah, saat diamma.com menyambangi daerah swadarma, Jakarta Selatan, saya melihat ada beberapa delman yang masih beroperasi di daerah tersebut, sambil berbincang dengan Rohadi lelaki yang sudah menjadi kusir sejak lima belasan tahun yang lalu, terbesit dibenak saya apa yang ada di fikiran lelaki ini “buat saya delman sudah menjadi icon bagi masyarakat  kota DKI Jakarta dan sudah menjadi budaya orang betawi, karna setiap HUT kota Jakarta atau khitanan orang Jakarta, delman selalu di gunakan sebagai sarana transportasi di acara tesebut.”

Untuk operasional “biasanya dari ujung jalan swadarma kedepan pertigaan ulu jami ini saya mematok harga sebesar dua ribu rupiah, tapi terkadang ada pengguna jasa yang memberikan lebih untuk saya” ujarnya sambil tersenyum. Untuk masalah perawatanya, dalam sehari kuda biasa hanya di beri makan, di mandikan, serta di sikat bulunya, demi kebersihan dan kesehatan si hewan tersebut. “Saya inggin menggunakan delman karna menurut saya disamping memang sudah terbiasa tapi menggunakan delman bisa mengurangi polusi udara di Jakarta” ujar Fatimah salah seorang pengguna jasa delman. Secanggih apapun transportasi dari zaman ke zaman, meskipun delman tidak begitu memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kebersihan udara di kota Jakarta, tapi delman tetap harus dilestarikan, alat transportasi kuno ini merupakan salah satu warisan budaya, kita patut bangga.

Reporter : Erwin T.P/Foto : Google

Editor : Frieska M