“Dedikasi, Inisiatif, Prestasi, Loyalitas, Instrospeksi dan Negara apabila disingkat DISIPLIN,“ ujar Prof. Dr. Sunarto, Msi. Dalam kesempatan sambutannya di acara penyambutan kedatangan anggota Agrawitaka On Elbrus pesan yang diucapkan Rektor UPDM(B) merupakan salah satu pesan dari Alm. Prof. Dr. Moestopo untuk Mahasiswa UPDM(B).

 

Diamma – Menoreh prestasi merupakan tujuan dari segala Organisasi atau kelembagaan dimanapun itu tempatnya, suatu nilai kebanggan ketika suatu Prestasi ditorehkan oleh organisasi. Sama halnya yang dilakukan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Agrawitaka, organisasi berbasis mahasiswa pencinta alam ini, melakukan suatu kegiatan yang akan membawa nama UPDM(B) dikancah Internasional maupun Nasional, yaitu pendakian salah satu gunung tertinggi d Eropa. Agrawitaka berangkat ke Gunung ELBRUS di benua Eropa melalui Bandara Internasional Soekarno Hatta dengan maskapay penerbangan Etihad Airways di terminal 2F, pada pukul 1.30 WIB, Senin (12/9) lalu. Hiporia masyarakat UPDM(B) pun terjadi pada hari itu, berupa dukungan doa dan ucapan motivasi pada ketiga anggota Agrawitaka yaitu Moh.Syahridi (Fikom 2006), Andi Shabrina (Fikom 2009) dan Krisstanto Triputro (Alumni FISIP).

Persiapan yang kurang lebih memakan waktu 6 bulan, bukti dari keyakinan dan kekompakan team Agrawitaka On Elbrus untuk mencapai salah Gunung tertinggi di Eropa. Tetapi Tuhan memiliki rencana lain upaya team AgraWitaka On Elbrus, untuk mencapai puncak tertinggi di benua Eropa pada Selasa (20/9) kemarin mengalami kegagalan, team terpaksa terhenti langkahnya di ketinggian 5247 Mdpl saat akan melakukan Summit attack menuju puncak Elbrus (5642 Mdpl) yang menyebakan pendakian tim Agrawitaka On Elbrus mengalami kegagalan adalah kurangnya ketelitian dalam manajemen peralatan pendakian, khususnya peralatan yang digunakan untuk karakteristik gunung Es. Peralatan yang dimaksudkan adalah Crampon (alat penunjang sepatu untuk mencengkram es). Ternyata Crampon yang dibawa oleh salah satu atlet pendaki gunung adalah berbahan alumunium yang ternyata tidak cocok untuk digunakan di gunung es. Hal ini baru diketahui oleh team saat di ketinggian 4000 Mdpl. “Crampon saya empat kali copot, sempet terpeleset, tapi Alhamdulilah masih selamat, namun benar-benar nguras tenaga, terus kondisi fisik saya menurun dan pergerakan langkah terlambat,” ujar Moh Syaridi yang biasa disapa Aa Didi.

Dengan permasalahan ini menghambat pergerakan pendakian serta menguras banyak energi, langkah team secara terpaksa diberhentikan oleh guide di ketinggian 5247 Mdpl. Karena waktu menunjukkan pukul 15.00 waktu setempat, dan keadaan cuaca diketinggian 5000 Mdpl juga berakibat fatal bagi team, maka dari itu harus berbesar hati kembali turun menuju basecamp.

Seluruh anggota Agrawitaka yang berada di kampus membuat acara penyambutan team Agrawitaka On Elbrus pada Senin (3/10) lalu, pukul 11.00, bertempat di Aula Fakultas Ekonomi yang dihadiri oleh Rektor UPDM(B), Prof. Dr. Sunarto, Msi., staf rektorat, dan Kepala Manajemen Building. “Agrawitaka sudah menjalankan apa yang sudah diamanatkan Bapak Moestopo yaitu Disiplin, Inisiatif, Prestasi, Loyalitas, Instropeksi dan Negara apabila disingkat DISIPLIN,“ ujar Rektor UPDM(B). Beliau juga menambahkan “Pihak Universitas akan terus berupaya sebisa mungkin membantu dalam bentuk apapun, bila lembaga ingin berkegiatan apapun asalkan itu positif dan dapat mengharumkan UPDM(B). Meskipun Agrawitaka tidak sampai kepuncak Elbrus tetapi kami sangat turut bangga dengan segala usaha yang telah dilakukan oleh Agrawitaka ini”. Dalam kegiatan Agrawitaka On Elbrus, unit kegiatan mahasiswa pecinta alam ini juga merayakan hari jadinya yang ke 25 tahun “Kami menyadari, kami masih banyak kekurangan segala sesuatu sudah optimal kami lakukan, kegagalan atau keberhasilan bukanlah akhir dari segalanya, namun yang paling penting buat kami, terus berkegiatan positif untuk sebuah prestasi,“ ujar Ahmad Saugi, Ketua Umum Agrawitaka periode 2011-2012. Mahasiswa FISIP 2007 ini juga meminta maaf kepada seluruh pihak yang telah mendukung dan membantu dalam bentuk apapun karena Agrawitaka On Elbrus tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.

(Reporter : Fariz Afif Sudrajat / Foto : Doc. Agrawitaka)

Editor : Hikmah Rani