Tentang Kami

Media Informasi Masyarakat Moestopo Beragama (Diamma) adalah Unit Kegiatan Pers Mahasiswa tingkat Universitas di Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) Jakarta.

Berdiri pada akhir tahun 2000 dengan kegiatan awal diskusi, pelatihan dan penerbitan news letter dwi mingguan.

Penerbitan pertama Diamma terwujud pada 10 Januari 2001, yang kemudian dijadikan sebagai hari lahir Diamma.

Pada tahun 2002, Diamma diakui sebagai satu-satunya UKM pers mahasiswa di tingkat universitas.

Organisasi Diamma pun melebarkan kegiatan penerbitannya dengan mulai menggarap majalah tiga bulanan, menggelar diskusi, seminar, dan workshop jurnalistik untuk kalangan internal maupun umum.

Seiring perkembangan teknologi internet dan pesatnya perkembangan media online, Diamma berupaya mengembangkan sayap agar lebih dekat dengan khalayak, khususnya civitas akademika UPDMB dengan menghadirkan Diamma.com.

Sekilas Sejarah Diamma

Memulai sesuatu organisasi terutama di lingkungan kampus, tidak perlu menunggu siapnya dukungan dana dan sumberdaya manusia yang hebat dan ahli. Hal tersebut banyak dibuktikan.

Contohnya Diamma. Lembaga pers kampus di Universitas Moestopo Jakarta ini, didirikan dengan secuil pengetahuan, namun setumpuk “kenekatan” dan niat.

Bermula dari obrolan-obrolan santai di akhir tahun 2000, segelintir mahasiswa saling berbagi angan-angan memiliki media sendiri, sambil menikmati pemandangan lalu lalang para mahasiswi, ditemani suguhan kopi dan es teh manis.

Obrolan tersebut tidak hanya menjadi pelengkap saat kongkow, tapi berlanjut aksi yang konkret. Format isi penerbitan sekaligus nama organisasi didiskusikan di kediaman mantan Ketua Senat FISIP (1998-1999) Lukman Hakim di Komplek Deplu, Cipadu, Tangerang.

Sejumlah teman-teman gerakan mahasiswa Jammoer di antaranya Harry Purwanto (Fe 98), Yonas (alm) (FISIP 98), Damang N Lubis (FISIP 99) Kasino dan Chairil Anwar (FISIP 94), ikut menemani obrolan yang berjalan santai itu.

Bermodal pengalaman magang di media nasional, dan mengikuti pelatihan jurnalistik gratis yang diselenggarakan Institut Studi Arus Informasi (ISAI), mulailah perekrutan awak dilakukan oleh Fitra Iskandar (FISIP 97) dan Muhammad Ikhsan (Fikom 96). Keduanya juga mengajak Irfan Ramadhan (Fikom 96) dan Muhammad Darghandi (Bapak  layout Diamma) untuk ikut bergabung mewujudkan mimpi membuat media kampus.

Sedikit mengandalkan pendekatan senioritas yang humanis, mahasiswa baru angkatan 2000 diajak untuk mengikuti pengkaderan ala kadarnya yang dilakukan di kost-kostan Muhammad  Ikhsan  dan menumpang di ruangan Badan Perwakilan Mahasiswa FISIP, di mana saat itu Fitra Iskandar menjabat Sekum BPM FISIP. Sekitar 20 mahasiswa dari FISIP, Fikom dan FE pun bergabung.

Untuk menambal lack of knowledge, Diamma meminta seorang wartawan media nasional Bambang Wisudo untuk berbagi ilmu dengan mengisi pelatihan. Selain itu, Irfan Ramadhan, Adang Nofiandi (Fikom 96), Wahyuli Hikmat (Fikom 94) juga menjadi pemateri. Beberapa pertemuan rutin pun digelar.

Mulai sedikit percaya diri, akhirnya disepakati untuk menerbitkan media baru di Universitas Moestopo dengan nama Diamma (Media Informasi Masyarakat Moestopo).

Kata “Masyarakat” dipakai karena para anggota Diamma berharap Diamma menjadi jembatan informasi tidak hanya terbatas di kalangan mahasiswa, tapi juga dosen, staf bahkan sampai penjaga kantin dan tukang sapu.

Modal awal menerbitkan edisi perdana tidak lebih dari Rp150 ribu. Uang tersebut didapat dari sisa anggaran BPM FISIP.

Selain itu, pada perkembangannya sejumlah simpatisan juga ikut memberikan dukungan materil dan moril bagi Diamma yang tengah merintis.

Rapat besar organisasi pertama Diamma dilakukan di Villa Adiu di Cikeretek, Bogor yang dipinjamkan secara cuma-cuma oleh sahabat kami (alm) Adit (FISIP 98). Di sinilah asas Diamma dirumuskan. Bukan Pancasila apalagi Komunis, melainkan Cinta. (Untuk yang satu ini ceritanya panjang saudara-saudara :-)).

Sebelumnya, Ketua Senat Fikom saat itu,  Indra ‘Opung’ Gunawan, juga memberi sumbangan dana. Pada waktu lain, sebuah komputer milik  Jammoer juga akhirnya dimanfaatkan untuk keperluan redaksi Diamma.

Diamma edisi perdana terbit pada 10 Januari 2001 dengan format news letter. Liputan utamanya mengenai nasib pedagang kaki lima di samping kampus, yang terkena penggusuran pembangunan Gedung Bina Nusantara di Jalan Hang Lekir I.

Sejumlah mahasiswa angkatan 2000 dan 1999, seperti Wina Setiawati, Ervandi ‘Ambon’ Marmidi, Teo, Rizky, Bianca, Tito, Pendi Kuntoro, Sicilia ‘garong’, Mitha, Rizky, Andri Koler, Syarif, Mitha, Yudha Wirakusuma, Dita Saraswati, Fiska, bergabung menjadi pilar utama di angkatan perintis.

Setelah itu, muncul  generasi Rani Hardjanti, Amalia Hassan alias Lia Ulil, Asti Pratini, Damma Mita Elanur, Dila, Rossa Anggreati, dan Tri ‘Macil’.

Kemudian disusul generasi Desy Sukam, Theresia Oktavina, Hanna Malau, Arum Citra, Anggowo, yang hingga titik darah penghabisan alias lulus kuliah, memberi bobot pada eksistensi Diamma. Sebenarnya, masih banyak nama lain yang telah ikut mewarnai perkembangan awal Diamma.

Sekitar satu tahun, Diamma terbit konsisten dua minggu sekali, sebelum akhirnya berganti format menjadi majalah yang terbit sebulan sekali, dan kini menjadi tiga bulan sekali ditambah news letter dua mingguan.

Pada tahun 2002, seluruh elemen kampus di Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) mengakui keberadaan Diamma. Akhirnya Diamma menjadi Lembaga Pers yang diangkat menjadi salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), di tingkat Universitas  UPDM (B).

Dalam perjalanannya, Diamma berkembang menjadi organisasi yang sangat dinamis dan sarat aktifitas. Tidak hanya bergerak dalam bidang penerbitan, Diamma juga rutin menggelar pelatihan dan seminar. Baik dengan skala kecil maupun besar.  Munculnya Diamma.com juga merupakan salah satu terobosan organisasi ini untuk terus berkembang mengikuti zaman. Diamma.com diprakarsai angkatan IX di bawah kepemimpinan, Didi Permadi, Dian Paramitha, dan Putri Rizky Dwisumarti, & Kharizma Ahmada.

Sekian, sekelumit cerita tentang kami. Semoga Diamma terus “Progresif Mengukir Perubahan” … Kita-Satu, Kita-Sama, Cinta-Diamma.