Oleh Novriadji, Rionaldo / Foto : Novriadji
Diamma – Liburan di satu pulau terpencil tidak ada kendaraan bermotor yang menimbulkan polusi. Namun hanya ada kehidupan yang damai, menikmati alam di pesisir pantai yang biru itulah Gili Trawangan.
Di Jakarta ada hari bebas kendaraan bermotor dalam satu bulan dua kali, di Pulau Gili Trawangan, Lombok Utara, kita bisa merasakan selamanya tanpa suara bising kendaraan yang berlalu-lalang dijalan dan mengeluarkan asap polusi, melainkan kendaraan alami seperti merasakan kehidupan zaman dahulu.
Sepeda dan Cidomo atau lebih dikenal sebagai delman di Jakarta, kebanyakan turis asing yang berdatangan menjulukinya pulau surga, aktifitas masyarakat di sini hanya menggunakan dua kendaraan tersebut. Selain sehat dan tidak ada polusi dalam kehidupan.
Di sana masyarakat mayoritas berjalan kaki, hanya dalam waktu sekitar dua jam anda bisa mengelilingi pulau tersebut, sedangkan menggunakan cidomo dan sepeda, dalam waktu singkat sekitar satu jam atau lebih sudah bisa mengitari seluruh pulau Gili Trawangan.
Roy, 37, pemilik penyewaan sepeda menyediakan sepeda untuk para wisatawan yang ingin mengelilingi pulau ini dengan dikenakan tarif dalam satu hari 24 jam dengan tarif yang berbeda untuk asing dan lokal.
Ia juga tidak takut barang usahanya akan hilang, “Ya, saya di sini tidak perlu khawatir karena saya percaya kepada mereka berlibur bukan untuk melakukan hal yang seperti itu,” ucap Roy pemilik penyewaan sepeda yang sudah dijalaninya enam tahun.
Menurut keterangan warga, wisatawan asing lebih sering berjalan kaki ketimbang menyewa sepeda dan cidomo. Sedangkan berbeda dengan wisatawan domestik yang lebih banyak menyewa sepeda dan cidomo untuk mengelilingi pulau.
Sementara itu kurangnya air bersih di pulau Gili Trawangan karena air di sana sudah tercampur dengan air laut. Membuat sulitnya warga untuk mencuci pakaiannya harus memakai air kemasan untuk mencucinya.