Diamma.com – Pemasangan foto-foto sebagai acara pameran kecil, serta pamflet-pamflet yang terpasang di sekitar kampus UPDM (B). Membuat wilayah kampus cenderung tidak tertib dan terkesan tidak rapih.
“Saya sudah mengajukan surat permohonan izin kepada Pak Yoga Wadek III Fikom sebagai pemimpin paling tertinggi untuk pengajuan apapun dalam lembaga kemahasiswaan, dan Pak Herry sebagai Warek III sebagai pengurusnya,” ujar Marsya anggota WKM Telefikom Fotografi, yang kebetulan sedang mengadakan acara pameran foto.
Selain itu menurutnya ia telah melakukan prosedur, seperti meminta izin kepada Pak Oskar sebagai penanggung jawab Management Building untuk memasang foto-foto hasil karya kami dalam fotografi di Telefikom Fotografi.
Marsya menambahkan, bahwa sebenarnya penempelan poster atau foto-foto hasil karya mereka seharusnya memang tidak di tempel di dinding karena akan dapat merusak cat dinding tersebut. Namun Telefikom sendiri telah mengantisipasi hal ini dengan memakai banteks agar tidak merusak cat setelah foto-foto tersebut dilepas nanti.
“Hal itu merupakan bagian dari kreatifitas mahasiswa untuk membuat pameran kecil, dan mereka telah bertanggung jawab jika ada kerusakan pada cat tembok lorong pintu masuk kampus,” ujar Wadek III Fikom.
Menurut Budi Harsono selaku mantan orang yang memiliki wewenang pada gedung kampus menjelaskan bahwa menempelkan pamflet atau foto pada dinding memang membuat kampus tidak tertib. “Menempelkan foto atau pamflet memang membuat kampus menjadi tidak tertib. Namun semua itu diserahkan kepada mahasiswa masing-masing,” katanya.
Pemasangan pamflet dan foto memang menimbulkan dampak positif dan negatif, dampak positifnya yaitu mahasiswa dapat mudah melihat karya foto-foto tersebut dengan tidak menyempitkan wilayah akses keluar-masuk kampus, jika dibanding foto-foto tersebut di tempel menggunakan Standing Frame.
Oleh: *Rr.Triya Endang Moerwanti (*Peserta Okezone Ngampus: Be The Real Online Journalist)
Editor: Frieska M.