Disaat oknum tak bertanggung jawab, datang memanfaatkan pergi tanpa bilang-bilang.
Diamma.com – Hijau alamku, segar udaraku, rindang pohonku, Engkau lah Hutanku. Engkau ku jaga dan Engkau ku lindungi. Itu adalah ungkapan individu manusia yang bertanggung jawab terhadap alam, sebagai rasa syukur kepada sang Pencipta. Rasa syukur ini seakan tak akan ada hentinya bila kita berada di tengah tengah alam ciptaan mu ya tuhanku.
Tapi apa yang ada dipikiran oknum-oknum tak bertanggung jawab, apakah hanya mencari keuntungan semata? Ataukah hanya merusak lingkungan hutan ini saja?
Nama Borneo berasal dari nama kesultanan Brunei. Sebuah nama yang dipakai oleh kolonial Inggris dan Belanda untuk menyebut pulau ini secara keseluruhan. Kata ini diturunkan oleh kolonial Inggris dan belanda pada jaman penjajahan.
Daerah yang memiliki potensi flora dan fauna yang cukup tinggi, sudah sepantasnya disebut sebagai provinsi yang kaya di Indonesia tercinta ini. Kata Kalimantan atau Klemantan berasal dari bahasa Sanksekerta, Kalamanthana yaitu pulau yang udaranya sangat panas atau membakar, kal yaitu musim atau waktu lalu manthan adalah membakar.
Pulau yang memiliki empat Provinsi yaitu Kalimantan Barat, Kalimantah Timur, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah, masing masing memiliki keanekaragaman keasriaan hutan dan memanglah sangat sepantasnya dikatakan menjadi world breath(Paru-paru dunia).
Ada satu keunikan di Pulau Borneo ini, yakni pada plat kendaraan bermotor yang memiliki arti khusus, seperti Prov. Kalteng dengan nomer kendaraan KH yang memiliki singkatan Kaya Hutan memang pada daerah beribukota Palangkaraya ini kaya akan Hutan yang bergelimpah luas seperti hutan pinus, Karet, kayu Ulin serta kayu Jati.
Lalu Kalimantan Barat dengan plat KB yang memiliki singkatan Kaya Buah, jadi wilayah yang beribukota Pontianak ini kaya akan buah seperti jeruk pontianak yang kita ketahui. Lalu DA yaitu plat kendaraan Kalimantan Selatan, DA adalah Daerah Air atau banyak aliran sungai di daerah yang beribukota Banjarmasin ini.
Yang terakhir ialah Kalimantan Timur dengan Ibu Kota Samarinda, Plat pada kendaraan mobil ini ialah KT atau artinya adalah Kaya Tambang, pada daerah ini tambang seperti emas, batu Bara, perak dan tambang lainnya.
Maka dari filosofi seperti ini masyarakat kalimantan percaya bahwa Indonesia kaya akan lingkungan dan sangat berhak untuk menjadi negara maju. Tetapi di balik keindahan dan keunikannya itu, terdapat orang orang yang tidak bertanggung jawab, menebang, memanfaatkan dan meninggalkan.
“Mereka tidak bisa membudidayakan, Setelah mereka memanfaat kan hutan hutan di kalimantan ini, mereka pergi dan meninggalkan begitu saja. Padahal hutan lintas Benangin-Barito Utara ini pernah menjadi hutan rotan terbaik nomor satu di dunia pada tahun 70an – 80an” jelas Izhar Safawi Kepala Dinas Kependudukan kabupaten Barito Utara.
Hutan lintas Benangin Kab. Barito utara, adalah hutan yang memiliki penghasilan daerah tertinggi dibandingkan kabupaten yang berada di Kalimantan Tengah.
Hutan Produksi ini sudah mulai rusak keasriaannya disebabkan banyak penebang penabang liar yang menyinggahi hutan ini dan memanfaatkan sumber daya alamnya saja tanpa adanya izin dari pihak terkait, disusul hutan ini sengaja dibabat hanya untuk di ambil batubaranya Saja oleh perusahaan swasta.
Lebih parahnya lagi negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Brunei ikut andil dalam mengambil sumber daya alam batubara. Hal ini dibenarkan oleh Sekretaris Camat Gunung Purei Widardi, “kita sebagai warga terdekat dari Hutan Lintas Benangin ini sangat risih dengan keberadaan pihak pihak luar yang ikut ambil bagian, setelah dimanfaatkan pergi begitu saja,” ujarnya.
Hutan yang hampir menyambung ke kalimantan timur ini, adalah hutan yang memiliki pohon besar penghasil madu hutan terbaik sekalimantan. “Ada pohon yang tidak boleh ditebang, umurnya sudah ratusan tahun, penghasil madu dan simbol dari kalimantan tengah,” ucap Robi yang merupakan Staff Kecamatan Gunung Timang.
Pemerintah Pusat sudah mengupayakan untuk mengembalikan keasrian serta keindahan hutan lintas benangin dengan menanamkan milyaran pohon. Namun apa daya bila pengawasan dari pihak pihak keamanan masih belum bisa maksimal menjaga keasrian Hutan Indonesia khususnya kalimantan ini, tetap saja penebang penebang liar masih tetap berkeliaran.
Indonesia yang kaya akan lingkungan, sumber daya alam yang memadai, hasil tambang yang berpotensi tinggi serta hutan yang menghasilkan banyak pundi pundi uang, mengapa masih saja belum berani mengikrarkan bahwa negara kita adalah negara yang maju. Apa sebabnya? hutan sebagai nafas dunia saat ini sudah diinterfensi dengan manusia yang tak bertanggung jawab. Maka Stop global Warming and Save our Earth.
Reporter : Fariz A Sudrajat Fotografer Fariz A Sudrajat
Editor: Frieska M.