Diamma.com- Kementerian Luar Negeri Indonesia tetap mempertahankan hubungan diplomatik dengan Afghanistan di tengah situasi yang kian memburuk akibat invasi Taliban. Kedutaan dipertahankan demi melanjutkan hubungan yang kuat antara kedua negara.
Melansir dari CNNIndonesia.com, Dirjen Asia Pasifik-Afrika Kemlu, Abdul Kadir Jailani menyebutkan bahwa misi diplomatik terus dilanjutkan dan belum ada rencana memutuskan hubungan.
“Mengenai misi diplomatik Indonesia di Kabul, belum terdapat rencana pemerintah untuk menutup misi tersebut,” ujarnya pada Minggu (15/8).
Kadir melanjutkan bahwa pemerintah terus memantau situasi, serta kondisi dan melakukan komunikasi intensif dengan banyak pihak. Terutama pada pemerintah Afghanistan, Taliban, dan misi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Sebelumnya, salah satu juru bicara Taliban, Suhail Shaheen mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan pertemuan dengan delegasi Islamic Emirate of Afghanistan (IEA), Wakil Kepala Politik Taliban, Maulvi Abdul Hanafi, dan perwakilan Kementerian luar negeri Indonesia, Abdul Kadir Jailani.
Dalam pertemuan tersebut, mendiskusikan mengenai perdamaian dan status quo Afghanistan serta delegasi IEA menegaskan pihaknya tak akan membuat masalah di misi diplomatik, lembaga swadaya masyarakat (LSM), staf lokal, dan asing mereka. Namun, mereka bermaksud menyediakan lingkungan yang aman baginya.
“Kami telah memberikan keamanan yang diperlukan kepada mereka di kota-kota di bawah kendali kami,” tegas Suhail.
Pasca Amerika Serikat dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) menarik pasukan dari Afghanistan, Kelompok Taliban semakin pasif melakukan penyerangan dengan ambisi mereka untuk menguasai sepenuhnya wilayah Afghanistan dan mendirikan negara Islam.
Sejumlah wilayah di Afghanistan sudah diduduki oleh kelompok Taliban, yaitu diantaranya, Kandahar, Herat, Mazar-i-Sharif, dan Jalalabad. Kota-kota tersebut merupakan deretan kota terbesar di negara itu.
Taliban juga dilaporkan menduduki 20 dari 34 provinsi di Afghanistan.
Sementara itu, pemerintah Afghanistan sendiri hanya menguasai beberapa provinsi di kawasan tengah, timur dan ibu kota Kabul.
Penulis: Sarah Nurzakiah
Editor: Rianty Danista