Diamma.com- Pada Rabu (7/10) lalu, Yoshihide Suga selaku Perdana Menteri Jepang telah mengimbau pemerintahan Jepang untuk berhenti menggunakan hanko. Pasalnya penggunaan stempel Jepang ini dinilai telah ketinggalan zaman dan dapat meningkatkan resiko penyebaran Covid-19.
Perlu diketahui, Hanko merupakan stempel Jepang yang tertulis nama keluarga, biasanya selain untuk tanda tangan pribadi, Hanko juga sah sebagai identitas perusahaan. Nah, kalau biasanya kita membubuhkan tanda tangan dengan pulpen, berbeda halnya dengan masyarakat Jepang yang memakai Hanko ini.
(Baca Juga: 5 Aturan yang Harus Diketahui saat ke Jepang)
Hanko biasanya terbuat dari kayu atau plastik, adapun yang terbuat dari batu giok, tulang bahkan gading. Adapun tiga jenisnya, yaitu jitsuin, gonkoin, dan mitomein. Ketiga jenis hanko tersebut memiliki perbedaan fungsi dan juga bentuk yang berbeda.
Melansir otakurei.com, jenis jitsuin digunakan untuk mengisi formulir pemerintah, transaksi berkekuatan hukum. Jenis ini bentuknya lebih besar dari jenis hanko lainnya. Kemudian jenis ginkoin digunakan untuk segala urusan perbankan, lalu jenis mitomein yang lebih fleksibel karena digunakan untuk sehari-hari.
Meski hanko dinilai legendaris dan unik, stempel ini memiliki kelemahan dari segi keamanan, karena apabila hanko ini hilang dicuri atau berpindah tangan hal itu bisa disalahgunakan oleh pihak yang tak bertanggung jawab.
(Baca Juga: Mengenal Fushimi Inari Taisha, Kuilnya Para Rubah)
Penulis: Devan Aidan Grimaldi
Editor: Indira Difa Maharani