Bayi Komodo yang hendak dikirim ke luar negeri berhasil diamankan oleh Polda Jawa Timur. Foto: Dok. Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Nusa Tenggara Timur

Diamma.com – Sebagai warisan purbakala yang masuk dalam tujuh keajaiban dunia, Komodo merupakan hewan purba yang masih ada sampai saat ini dan berada di Pulau Komodo, Nusa Tenggara Timur.

Abed Frans, selaku Ketua Asosiasi perjalanan wisata Indonesia (Asita) Provinsi Nusa Tenggara Timur mengungkapkan perlu adanya upaya pengawasan lebih ketat (untuk melindungi Komodo) dan tidak bisa dianggap biasa-biasa saja.

“Pengawasan terhadap satwa komodo tidak bisa biasa-biasa saja, perlu upaya super ketat karena ini satu-satunya satwa di dunia yang hanya ada di NTT,” tuturnya.

Abed menanggapi karena sebelumnya Polda Jawa Timur berhasil membongkar perdagangan bayi Komodo yang hendak dikirim ke luar negeri.

Menurutnya, otoritas setempat masih dinilai lemah dalam melakukan pengawasan terhadap binatang purbakala tersebut dan ia berharap agar pihak yang berwenang dapat mengusut kasus ini secara tuntas.

“Kami berharap aparat berwenang mengusut tuntas kasus ini sehingga komodo yang sebelumnya sudah terlanjut dijual bisa dikembalikan ke habitat aslinya,” jelas Abed, dilansir dari antaranews.com Sabtu (30/3).

Ia juga menambahkan jika perlu Taman Nasional Komodo (TNK) ditutup untuk sementara waktu terkait kasus tersebut dan untuk dilakukannya perbaikan fasilitas dari berbagai aspek untuk menunjang kelestarian hewan tersebut.

“Jika perlu Pulau Komodo segera ditutup dulu untuk sementara waktu agar dibenahi kembali dari semua aspek sehingga tidak lagi muncul peristiwa miris seperti ini,” ujar Abed selaku Ketua Asita Nusa Tenggara Timur.

Sebagai warisan yang sudah diakui oleh UNESCO, Komodo merupakan icon pariwisata Indonesia yang sudah mendunia.Ooleh karenanya pihak Asita menyarankan untuk disiagakan polisi pariwisata di Labuan Bajo, ibukota Kabupaten Manggarai Barat maupun di dalam kawasan TNK.

“Namun bukan cuma penjagaan yang super ketat, tapi pemeliharaan komodo harus betul-betul bagus agar icon pariwisata kita yang sudah mendunia ini tidak punah,” lanjut Abed.

Penulis: Rahma Anggraini
Editor: Gadis Ayu Maharani