Melangkah bersamaMu
Tinggal tenang dalamMu
Selidiki batinku
Ku mau Kau ubah hatiku

Diamma – Persekutuan Mahasiswa Kristen (PMK) mengajak mahasiswa Kristen Moestopo untuk tinggal tenang dalam Tuhan dan mengubah hatinya. Kegiatan ini diwujudkan dengan retreat tahunan, yang pada kesempatan ini mengusung tema Unlimited Guidance dengan firman utama Ulangan 8: 5-6. Firman ini berbicara tentang hidup dalam jalan Tuhan dengan takut akan Dia. Retreat ini memiliki tema lagu yang dikenalkan pada pesertanya, judulnya Isi Hatiku, yang diciptakan oleh mahasiswa FKG 2009, Verenna. Deretan kalimat di atas merupakan bait pertama dalam lagunya.

Dalam kegiatan relijius ini, PMK berhasil mengumpulkan mahasiswa Kristen dari seluruh fakultas untuk berkumpul, bermain, dan beribadah bersama. Retreat kali ini bertempat di Wisma Multi Makmur, Sawangan, Depok yang berlangsung selama 2 hari, 12-13 November 2011. Tempat yang asri dan jauh dari hingar bingar perkotaan Jakarta, cocok untuk mengasingkan diri dari rutinitas dan khusyuk pada Sang Pencipta.

Hari pertama, sesampainya di tempat tujuan, peserta langsung disambut dengan puji-pujian lagu rohani yang dilantunkan para pemusik di aula. Memasuki aula dengan lagu rohani, terasa seperti kemuliaan Tuhan berada di hadirat kita semua. Para peserta pun akhirnya ikut bernyanyi bersama.

Terdapat 2 sesi pada hari pertama. Kedua sesi ini dibawakan oleh Raditya Oloan pada sesi pertama dan Jimmy Robin pada sesi kedua. Raditya Oloan pada sesinya membawakan tema Unlimited Love. Sebagai pembukaannya, Raditya Oloan bersaksi sedikit mengenai kehidupan lamanya yang kelam dan jauh dari Tuhan. Raditya sendiri pernah kuliah di Univ. Prof. Dr. Moestopo (Beragama) mengambil jurusan Kedokteran Gigi. Setelah sedikit perkenalan, Raditya mulai memasuki inti dari sesi.

“Tuhan Yesus mencari orang-orang yang remuk hatinya untuk disembuhkan,” terang Raditya. Ayah beranak dua ini menjelaskan cinta Agape. Cinta yang sebenarnya, yaitu Holy Love atau cinta yang kudus.

Sesi kedua dilanjutkan dengan bimbingan Jimmy Robin, mengajak para peserta untuk mengerti seberapa besar pengorbanan Yesus Kristus dalam menebus dosa umat manusia. Sebagai pelengkapnya, Jimmy menayangkan video penganiayaan yang dialami Yesus selama proses penyaliban yang diambil dari sebuah film. Peserta pun semakin terenyuh pada sesi ini, dalam memahami pengorbanan Yesus di kayu salib. Hari itu pun ditutup dengan kesaksian hidup dari mahasiswa FKG.

Hari Minggu atau hari kedua retreat, bangun dari tidur, peserta berkumpul di lapangan dan berolahraga untuk meregangkan tubuh dan menyegarkan diri. Setelah sarapan dan saat teduh sejenak, lanjut ke sesi ketiga, yang kembali dibimbing oleh Raditya Oloan. Tetapi, sebelum sesi ini dimulai, para pembicara bersama teman-temannya memberikan kejutan dengan bermain musik mengiringi lagu pujian rohani. Pemandangan yang cukup menarik.

Kali ini Raditya Oloan, yang kebetulan suami dari artis Joanna Alexandra, bercerita tentang awal mula dosa di dunia ini. Dengan mengetahui dosa itu apa, para peserta diharapkan agar dapat menghindarinya. Raditya mencoba menyadarkan para peserta, untuk bersyukur karena kita sangat mudah sekali untuk beribadah. Dahulu kala, untuk beribadah saja harus orang-orang terpilih dan sangat sulit sekali ritualnya. “Maka bersyukurlah kita, karena Yesus telah menghilangkan batasan yang sulit itu, untuk manusia beribadah,” ujar mantan bandar narkoba ini yang telah bertobat.

Jimmy atau akrab disapa Jangkrik, mengisi sesi terakhir, Unshakeable Home. Sesi terakhir ini membekali peserta yang akan pulang agar memiliki fondasi yang kuat, yaitu Yesus, untuk menghadapi segala godaan duniawi yang akan dihadapi. Selesai sesi ini, ditutup dengan doa bersama untuk Universitas Prof. DR. Moestopo (Beragama). Agar semakin menguatkan komunitas rohani ini, tidak ketinggalan games pun diadakan dan terlihat antusias peserta untuk menikmatinya.

“Saya sendiri cukup puas akan retreat ini. Tujuan kita (panitia) pun tercapai. Kerja para panitia pelaksana sudah cukup bagus,” ujar Hizkia FKG 2010, selaku Ketua Pelaksana retreat. Persiapan selama 3 minggu ini juga menemui beberapa kendala seperti sulitnya mengadakan rapat karena perbedaan tempat kuliah. Acara yang dihadiri oleh sekitar 30 peserta, membuat Hizkia mensyukuri dengan jumlah peserta yang ada karena baginya yang penting, berapapun yang berkumpul hadirat Tuhan pasti ada.

“Saya mendapatkan kebenaran Tuhan disini, dan penyembuhan luka,” jelas Jade Alexandra FISIP 2011, peserta retreat, mengutarakan apa yang didapatnya selama retreat.

Cukup disayangkan acara ini tidak dihadiri oleh pihak Universitas. Padahal kehadiran pihak Universitas cukup memberikan kesan dampak yang kuat terhadap acara dan eksistensi UKM ini. Hizkia berdalih sudah mengundang pihak Universitas.

Reporter: Rionaldo Herwendo, Yohana Karlina

Foto: Ovi Olivia

Editor: Fadhis Abby P