spin 1Diamma.com – General Motors Internasional telah mengumumkan penutupan pabrik yang memproduksi kendaraan Chevrolet di Bekasi, Jawa Barat, pada akhir Juni mendatang. Pabrik produsen mobil Chevrolet tersebut berdiri di Indonesia sejak tahun 1995. Sempat berhenti produksi di tahun 2005, lalu pabrik itu kembali dihidupkan pada tahun 2013 untuk memproduksi Chevrolet Spin sebagai kebutuhan domestik dan ekspor ke Asia Tenggara.

Faktor yang membuat General Motors melakukan penutupan tersebut yaitu karena tidak mampu menyaingi produk mobil di Indonesia yang didominasi oleh Toyota Motors. General Manager (GM) Executive Vice President Stefan Jacoby yang mengawasi pasar luar Amerika, Eropa dan China, mengakui pihaknya keliru dalam “pertarungan” bisnis dengan hasil produksi dari Jepang yang didominasi Toyota Motors. Padahal, General Motors sudah mencoba memproduksi secara lokal Chevrolet Spin di Bekasi sebagai salah satu strategi kecil untuk head to head dengan pabrikan Jepang. “Kita tidak bisa meningkatkan produksi Spin untuk meningkatkan volume seperti yang kami harapkan. Meskipun produknya (Spin) benar-benar baik,” kata Jacoby.

Faktor lain yang turut menjadi keputusan GM menutup pabrik di Indonesia adalah biaya material yang tinggi namun tidak diimbangi dengan volume kendaraan yang diminati masyarakat Indonesia. “Logistik rantai Spin itu terlalu kompleks, kami memiliki volume yang rendah sehingga kita tidak bisa melokalisir mobil sesuai keinginan, dan dari sudut pandang biaya kami juga belum bisa kompetitif,” tambah Jacoby.

Pabrik Chevrolet di Bekasi sebenarnya dapat membuat 40 ribu kendaraan setiap tahun. Namun, GM hanya mampu menjual 8.412 Spin di Indonesia pada 2014. Sementara ekspor hanya 3 ribu unit.

Dengan adanya penutupan pabrik tersebut, menimbulkan dampak bagi 500 karyawannya. Presiden General Motors Southeast Asia Operations Tim Zimmerman mengatakan bahwa keputusan mereka untuk menutup pabrik di Bekasi itu tentunya akan mengecewakan seluruh karyawan yang telah menunjukkan dedikasi mereka yang tinggi selama di Indonesia.

“Kami akan bekerja dengan seluruh pemangku kepentingan setempat yang ada termasuk Pemerintah Indonesia untuk membantu seluruh karyawan kami,” ujarnya.

 

Reporter : Hana Nur Fadhilah / Foto : http://cdn.klimg.com/otosia.com/p/spin%201.jpg

Editor : Kardina Chairunisa

(dikutip dari berbagai sumber)