Diamma.com–  Senma dan BPM Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) menggelar acara bedah buku yang berjudul Ritualisasi Valentine: Surga di Tengah Prahara.

Acara ini berlangsung pada pukul 11:30, Selasa (28/02/2023). Bedah buku Ritualisasi Valentine dilakukan untuk mengetahui maksud dan tujuan dari buku tersebut, agar para calon pembaca tertarik membaca buku Ritualisasi Valentine.

Ketua Pengurus UPDM (B), sekaligus penulis dari buku Ritualisasi Valentine, Prof. Dr. Bambang Saputra, S.H., M.H. mengungkapkan sedikit sejarah mengenai nama Valentine itu sendiri:

“Nama Valentine berasal dari Santo Valentinus, seorang tokoh mitologi asal Inggris. Santo Valentinus diciptakan oleh para pendeta pada saat itu tujuannya untuk meluruskan kesalahkaprahan peringatan Valentine sebelum-sebelumnya, namun usaha itu gagal,” ungkapnya.

“Metodologi yang diluruskan dengan metodologi secara spiritual maka akan gagal. Suatu bentuk pemujaan palsu diluruskan dengan bentuk pemujaan palsu maka dia tidak akan berhasil,” lanjutnya.

Maka dari itu, Bambang Saputra juga mengungkapkan pendapatnya mengenai apa yang seharusnya dilakukan anak muda zaman sekarang dalam perayaan hari Valentine.

“Satu bentuk pemujaan palsu harus diluruskan dengan nilai-nilai keagamaan yang bersumber dari langit, turun sebagai Wahyu, diterima oleh utusan tuhan, dan disampaikan untuk meluruskan satu keadaan sosial masyarakat. Sehingga akan tertata dengan baik dan terciptalah bentuk peradaban manusia yang bagus dan luhur, baik secara tata sosial maupun Budi pekerti,” ungkap penulis buku.

Itulah yang memperkuat mengapa di buku tersebut bernama Ritualisasi Valentine. Pada intinya, penulis buku ingin meluruskan budaya Valentine sesuai dengan kaidah keagamaan yang benar.

Rektor UPDM (B), Prof. Dr. H. Paiman Raharjo, M.M., M.Si. juga turut hadir pada acara tersebut. Berikut sedikit kutipan dalam sambutannya:

“Peringatan kasih sayang bukan berarti kita berlebihan, sesuatu yang sebenarnya tidak boleh dilakukan dalam hubungan yang belum resmi malah dilakukan saat hari kasih sayang,” ungkapnya.

Hal tersebut secara umum memang melanggar moral, etika, dan aturan di Indonesia. Sangat penting bagi anak muda zaman sekarang untuk berlandaskan pada aturan-aturan agama, salah satunya pada perayaan hari kasih sayang ini.

“Buku ini sangat baik dan perlu dipahami bersama, dari kata Ritualisasi, berarti kita harus secara ritual kita bisa memahami yang namanya kasih dan sayang,” ungkapnya.

“Oleh karena itu, kita sebagai masyarakat apalagi kaum intelektual, para mahasiswa dan dosen harus memahami betul keberadaan tentang kebudayaan, adat istiadat, kebiasaan, dan hari kasih sayang,” pungkasnya.

Semoga buku Ritualisasi Valentine: Surga di Tengah Prahara dapat menjadi cerminan bagi anak muda zaman sekarang dalam menyikapi hari Valentine.

Penulis: Rafid Ahmad Fauzi
Editor: Aryo Hadi Wibowo