Petugas medis di Yantai, China memegang botol vaksin Sinovac.
Foto: BBC

Diamma.com- Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah mengumumkan hasil uji vaksin Sinovac.

Melansir dari CNNIndonesia.com, laporan yang dirilis oleh BPOM mengenai efektivitas vaksin Sinovac adalah 65,3 persen, berdasarkan dari hasil uji klink fase 3 vaksin corona Sinovac di Bandung terhadap 1.600 orang peserta.

“Hasil efikasi dari Bandung 65,3 persen,” ucap Kepala BPOM Penny Lukito, dalam konferensi pers, Senin (11/1).

Data laporan tersebut juga merupakan hasil evaluasi dari data keamanan subjek uji klinis yang diamati setelah dua kali penyuntikan; data imunogenisitas atau kemampuan vaksin membentuk antibodi; dan data efikasi vaksin atau kemampuan vaksin melindungi orang yang terpapar virus menjadi tidak sakit.

(Baca Juga: MUI: Vaksin Sinovac Halal dan Suci)

Namun, efikasi vaskin Sinovac di Indonesia lebih rendah dibandingkan negara lain, seperti Brazil dan Turki. Walaupun lebih rendah, angka tersebut sudah sesuai standar menurut organisasi kesehatan dunia atau World Health Organization (WHO) yakni 50 persen. 

Meskipun demikian, BPOM tetap memantau perkembangan vaksin ini selama enam bulan.

 “Kalau ada kasus infeksi terhadap masyarakat yang telah divaksinasi dalam uji klinis fase tiga, maka akan dihitung lagi tingkat rasio efikasi dari vaksin Sinovac tersebut,” kata Direktur Registrasi Obat BPOM Lucia Rizka.

(Baca Juga: Jokowi Menargetkan Program Vaksinasi Indonesia Selesai Kurang dari Setahun, Ini Tanggapan Menkes)

Sementara itu, vaksin Sinovac adalah vaksin untuk Covid-19 yang diproduksi oleh perusahaan farmasi di China. Cara kerjanya yaitu bekerja dengan menggunakan partikel virus yang dimatikan untuk menjaga kekebalan tubuh.

“Metode CoronaVac lebih tradisional dan berhasil digunakan dalam berbagai vaksin yang sudah terkenal seperti rabies,” kata Profesor Luo Dahai dari Nanyang Technological University  pada 9 Januari Lalu. 

Penulis: Sarah Nur zakiah
Editor: Donny Alamsyah