Diamma.com- Presiden Amerika Serikat, Donald Trump tetap pada keputusannya untuk menolak perjanjian iklim Paris terkait pengurangan gas emisi karbon. Trump berdalih bahwa perjanjian tersebut akan menurunkan perekonomian AS.
Melansir dari CNNIndonesia.com, Trump menegaskankan bahwa Perjanjian Iklim Paris memang dirancang untuk menjatuhkan perekonomian Amerika Serikat.
(Baca Juga: Peneliti Belanda Klaim Retas Akun Twitter Donald Trump)
“Perjanjian Paris tidak dirancang untuk menyelamatkan lingkungan, hal itu dibuat untuk mematikan perekonomian Amerika,” kata Trump dalam rekaman pidato itu, Senin (23/11).
“Saya menolak mengorbankan jutaan pekerja AS dan membayar triliunan dolar AS kepada negara-negara dengan tingkat polusi tinggi dan pencemar lingkungan, dan hal itu tidak akan terjadi,” lanjut Trump.
Penolakan Trump akan Perjanjian Iklim Paris menjadi persoalan banyak pihak. Pasalnya KTT G20 tahun 2020 akan menjadi ajang terakhirnya Trump dalam forum internasional.
Sementara itu, Joe Biden yang menang dan menggantikan Donald Trump menjadi Presiden Amerika Serikat berjanji untuk ikut serta kembali dalam Perjanjian Iklim Paris.
(Baca Juga: Pemilu AS: Joe Biden Terpilih Jadi Presiden Amerika Serikat Ke-46)
“Hari ini, pemerintahan Trump secara resmi meninggalkan Kesepakatan Iklim Paris. Dan tepat 77 hari nanti, pemerintahan Biden akan kembali bergabung,” jelas Biden lewat akun Twitter miliknya pada 5 November lalu.
Alasan Trump dalam menolak perjanjian iklim paris dikarenakan, Amerika Serikat merupakan eksportir terbesar dunia dalam sektor gas dan minyak bumi. Inilah yang menjadikan faktor utama penolakan Trump.
“Amerika Serikat saat ini adalah penghasil minyak dan gas alam nomor satu di dunia. Setiap hari kami memperlihatkan bisa melindungi para pekerja, membuka lapangan kerja dan menjaga kelestarian lingkungan tanpa harus menerapkan aturan internasional yang berat sebelah,” ujar Trump.
(Baca Juga: INFOGRAFIS: Fakta Menarik Pemilu AS 2020)
Penulis: Sarah Nur Zakiah
Editor: Faradina Fauztika