Ustadz Khalid Basalamah. Foto: tangkapan layar Youtube.com/ Khalid Basalamah official

https://www.jamesramsden.com/2024/03/07/2rah7lk https://tankinz.com/5x9dr54l Diamma.com– Membaca dan mengamalkan zikir setiap saat dianjurkan bagi umat Islam agar tetap mengingat kebesaran serta segala nikmat yang telah diberikan oleh Allah subhanahu wa ta’aala. Menjaga lisan dari hal-hal yang tidak baik, juga memberikan ketenangan jiwa. Serta dapat menjadi pembersih dosa hingga sebesar buih di lautan. 

https://musiciselementary.com/2024/03/07/0bhqf0grf

https://asperformance.com/uncategorized/4sehsfz “Barangsiapa mengucapkan subhanallah wabihamdihi 100 kali dalam sehari, maka ia akan diampuni segala dosanya sekalipun dosanya itu sebanyak buih di laut,” (HR. Muslim dan Tirmidzi).

Hadist di atas menggambarkan seberapa besar kenikmatan dan kebaikan yang kita terima atas rendah diri mengingat Allah SWT. Namun tidak sedikit yang salah menanggapinya, hingga bahkan terkesan meremehkan. Dilansir dari akun Youtube Khalid Basalamah Official, bahwasanya manusia masih menggampangkan nikmat sekecil apapun dari Allah. 

http://countocram.com/2024/03/07/0dg4p9lkqj9 “Kalau ada orang yang menganggap dia buat dosa semaunya, lalu kemudian dia mengatakan ‘saya jalani saja hadits ini’ itu keliru,” tegas Ustadz Khalid Basalamah.

Pemikiran seperti itu condong terkesan meremehkan kenikmatan Allah Ta’aala yang tertuang dalam hadist tersebut. Padahal apa yang dijalaninya belum tentu akan menolongnya dari keseluruhan dosa yang telah diperbuat.

“Pembersihan dosa walau sebanyak buih di lautan, bukan berarti seluruh dosanya bersih. Karena seseorang tidak pernah tau kadar dosa dia. Mungkin saja dosa dia sebanyak 1000 lautan. Sehingga saat dia mengucapkan ini hanya diampuni sebagian kecil darinya,” lanjutnya.

Karena bagaimanapun perbuatan sekecil apapun yang melanggar larangan agama akan termasuk ke dalam dosa, yang akan dipertanggung jawabkan saat hari kematian tiba. Seperti kasus yang tertuang dalam HR Al Bukhari, Kitab Al Jana-iz, bab Azab Al Qobri min Al Ghibah wa Al Baul, no. 1378.

مَرَّ الَّنبِيُّ صلي الله عليه وسلم عَلَى قَبْرَيْنِ فَقَالَ: إِنَّهُمَا لَيُعَذَّبَانِ وَمَا يُعَذَّبَانِ فِى كَبِيْرٍ. ثُمَّ قَالَ : بَلَى، أَمَّا أَحَدُهُمَا فَكَانَ يَسْعَى بِالنَّمِيْمَةِ، وَأَمَّا أَحَدُهُمَا فَكَانَ لاَيَسْتَتِرُ مِنْ بَوْلِهِ…الحـديث – متفق عليه

“Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melewati dua kuburan. Beliau bersabda, ”Sesungguhnya keduanya benar-benar sedang diazab. Dan keduanya tidak diazab dalam masalah besar,” kemudian Beliau bersabda: “Ya. Adapun salah seorang di antara mereka, dikarenakan ia berjalan dengan menebarkan namimah (adu domba). Sedangkan yang satunya lagi karena tidak menjaga diri dari kencingnya…”

Dari hadist tersebut sudah jelas tertuang bahwa pada dasarnya ahli neraka masuk ke neraka karena bahaya lisannya. Jadi dosa sekecil apapun akan tetap menjadi dosa, tidak semata-mata akan hilang hanya dengan mengucap zikir setiap saat. Perbanyak amal, bukan berarti perbanyak dosa juga. Maka jangan meremehkan dan bersembunyi atas kenikmatan yang Allah berikan. 

Penulis: Wiji Adinda Putri
Editor: Indira Difa Maharani