
Diamma.com- Kasus terkonfirmasi Covid-19 di Indonesia pada Sabtu (26/9) sebanyak 271.339 kasus. Pemerintah bersama jajaran Kementerian yang ada di Republik Indonesia akan terus meninjau vaksin Covid-19 untuk masyarakat Indonesia yang diperkirakan akhir tahun 2020 atau awal Januari 2021.
Melansir dari Tribunternate.com, Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan, distribusi pembagian vaksin akan mengikuti peraturan presiden yang masih dalam rancangan terkait pembelian vaksin dan kondisi force majuere.
“Kemudian, terkait distribusi vaksin, beberapa dimasukkan dalam rancangan perpres yaitu pertama, terkait dengan pengaturan uang muka. Kemudian penjelasan mengenai kondisi force majeure,” ucapnya yang juga merupakan Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN).
Melansir dari Kompastv, Airlangga Hartato mengatakan bahwa tahap kriteria penerima vaksin dari total keseluruhan 86 juta yang terbagi menjadi tiga tahapan yaitu usia produktif, pengguna BPJS, dan penerima bantuan iuran
“Ada yang garda terdepan jumlahnya 1,3 juta yaitu pelayanan publik dan aparatur negara. Kemudian, ada tahap pertama, kedua, dan ketiga yang sudah disiapkan untuk total 86 juta penerima (vaksin). Terbagi dari usia produktif, kemudian peserta BPJS dan penerima bantuan iuran,” imbuhnya.
(Baca: Jokowi Minta Perencanaan Vaksin Covid-19 Selesai dalam 2 Minggu)
Seperti diketahui, pemerintah melalui perusahaan BUMN telah melakukan kerja sama dalam hal pengembangan vaksin virus corona, seperti PT Bio Farma (Persero) yang tengah melakukan uji coba tahap ketiga vaksin Covid-19. Selain itu, juga bekerja sama dengan produsen vaksin asal China, Sinovac dalam pengembangan vaksin.
Melansir CNNIndonesia, bukan hanya itu, PT Kimia Farma (Persero) dan PT Indo Farma (Persero) dengan perusahaan teknologi kesehatan asal Uni Emirat Arab, G42. Selain kerja sama dengan pihak asing, pemerintah Indonesia juga mengembangkan vaksin secara mandiri yakni vaksin Merah Putih oleh LBME Eijkman.
Penulis: Siti Anissa
Editor: Rahma Angraini