Ilustrasi Happy Hypoxia. Foto: Shutterstock/Tashatuvango

Diamma.com- Masih terus meningkatnya angka positif Covid-19 di Indonesia, juga memunculkan gejala baru mengenai tanda-tanda seseorang terinfeksi Covid-19, dari yang bergejala hingga tidak bergejala sama sekali yang disebut dengan Happy Hypoxia.

Happy Hypoxia merupakan sebuah fenomena baru bagi pasien Covid-19 yang mana tidak merasakan atau memiliki gejala  namun mengalami penurunan kadar oksigen dalam darah. Hal ini perlu dipahami seputar penderita Happy Hypoxia pada penderita Covid-19.

Melansir tribunnews Mataram, gejala Happy Hypoxia menurut dokter spesialis paru Erlina Burhan melalui diskusi virtual menjelaskan bahwa, fakta seputar Happy Hypoxia pada penderita Covid-19 sebagai berikut:

1. Pasien Tidak Merasakan Sesak Napas

Pasien Covid-19 yang teridentifikasi penyakit ini merasa dirinya baik-baik saja, serta dapat melakukan aktivitas seperti biasanya karena tidak merasa sesak napas. Namun, sebenarnya bisa saja orang tersebut sudah terinfeksi dan telah kekurangan oksigen.

2. Penyakit Ini Menghambat Sinyal Tubuh

Pada umumnya jika seseorang mengalami kekurangan oksigen, respon yang diberikan otak kita akan memerintahkan tubuh untuk mengambil oksigen sebanyak-banyaknya dengan bernapas cepat, biasanya hal tersebut terjadi ketika setelah olahraga ataupun melakukan hal berat. Ketika infeksi Covid-19 menyebar luas di dalam tubuh sinyal terhambat inflamasi sehingga sinyal tidak sampai ke otak. Pasien tersebut bernapas seperti biasanya, padahal ketika diperiksa kadar oksigen dalam darahnya mengalami penurunan.

3. Mengalami Penurunan Kesadaran

Penderita Happy Hypoxia mengalami penurunan oksigen dalam darahnya. Dalam waktu dekat pasien dapat mengalami penurunan kesadaran. Bahkan hal ini sangat berbahaya karena terdapat kerusakan dalam paru-parunya selain itu juga bisa meninggal secara mendadak.

Melansir dari tribunnews Mataram, orang yang terkena Happy Hypoxia dapat diketahui oleh pasien Covid-19 yang melakukan isolasi mandiri di rumah dengan menarik napas dalam – dalam 2 sampai 3 kali dan  disertai batuk. Jika memiliki gejala tersebut wajib lapor ke fasilitas kesehatan terdekat.

Penulis: Siti Anissa Savina
Editor: Rahma Angraini