Diamma.com – Setelah diadakannya diskusi terbuka Mahasiswa umum Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) jilid 3 pada, Rabu (16/10) lalu, pihak Lembaga mendapat undangan untuk adanya diskusi tertutup antara mahasiswa dan Universitas dari Rektorat.
Diskusi tertutup tersebut dijadwal ulang, akan dilaksanakan pada, Jumat (18/10) di Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama).
Undangan tersebut dimaksudkan untuk merespon surat yang sebelumnya telah dikirimkan oleh perwakilan delaoan lembaga kepada Universitas, guna menanggapi keluhan – keluhan mahasiswa umum yang sebelumnya disampaikan dan dibahas pada diskusi terbuka jilid 1 – 3 beberapa waktu lalu.
Rencana pembahasan pada diskusi tertutup tersebut untuk mengutarakan keluhan mahasiswa terkait fasilitas kampus yang kurang memadai dan keterlambatan almamater untuk mahasiswa angkatan 2019.
“Tentang sarana prasarana dan alamamater kita angkat lebih jauh. Maka dari itu, saya menginginkan pihak fakultas ataupun pihak rektorat (dapat) mengklarifikasi alasan keterlambatannya seperti apa dan bagaimana solusinya,” begitu pemaparan dari R. Zulkarnaen, selaku Ketua Senat Fikom.
R. Zulkarnaen turut mengapreasiasi maksud baik dari Universitas dengan adanya undangan diskusi tersebut.
“Menurut saya bagus (respon dari Universitas). Karena, perkara – perkara kita mau kumpul itu kita tahu keluhan apa saja dan batasan-batasan di luar keluhan itu apa saja di mata mahasiswa umum kita, terutama Fikom bahkan general mahasiswa UPDM(B) itu sendiri,” jawab R. Zulkarnaen.
Walau demikian, Zulkarnaen tetap menginginkan adanya diskusi terbuka untuk menghindari adanya provokator jika diskusi dilakukan secara tertutup.
“Yang tadi saya dan teman-teman ke ruangan Wakil Rektor 1 yaitu Pak Andriansyah, kalau misalkan mau diskusi terbuka sterilin dulu (para mahasiswa yang akan ikut dalam diskusi) dan yakini juga tidak ada (mahasiswa) yang merecoki atau mengacak-acak, istilahnya seperti itu. Sterilin dulu baru bisa dijamin,” jelas R. Zulkarnaen.
Untuk selanjutnya, pihak lembaga mempunyai 2 rencana yaitu audiensi dan aksi. Yang mana, ketika udiensi tidak direalisasikan, maka aksi menjadi opsi pilihan terakhir.
Reporter: Yusro Sakinatu Zahrah
Editor: Gadis Ayu Maharani