Tradisi mendandani anggota keluarga yang sudah meninggal. Foto: beritahotterkinii.blogspot.com

Diamma.com– Indonesia memiliki 34 provinsi, dengan beragam suku, budaya, agama, bahasa, dan gugusan pulau tersebar di berbagai wilayah. Dengan keberagaman tersebut, setiap provinsi memiliki tradisi yang unik.

Tradisi yang mereka jalani tidak sekedar unik, namun juga menyimpan kesedihan dan menyeramkan untuk sebagian orang. Mereka masih memegang tradisi yang diturunkan dari nenek moyang sebagai tanda kasih sayang, setia, dan hormat.

Berikut adalah beberapa tradisi unik di Indonesia:

  • Tradisi memotong jari

Tradisi ini dilakukan oleh masyarakat Suku Dani dengan disebut iki palek.
Iki palek dilakukan apabila dalam suatu keluarga ada yang meninggal.mereka memotong jari dengan cara yang masih tradisional, yaitu dengan kapak batu. Jari tangan melambangkan kerukunan, kebersatuan, dan kekuatan dari diri manusia. Alasan lainnya, karena hubungan antar jari tangan itu ibarat keluarga, jika salah satu jari hilang maka akan ada yang kurang, tidak bisa apa-apa.

  • Tradisi mendandani mayat

Tradisi ini dilakukan di Toraja disebut  Ma’nene dipahami dari kata nene’ alias “nenek” atau leluhur/orang yang sudah tua. Tradisi ini bukan lagi acara duka cita, namun keceriaan dengan membersihkan, mendandani, memberi pakaian semasa hidup sang mayat. Tradisi ini dilakukan setelah masa panen, berdoa agar panen selanjutnya mendapat berkah.

  • Tradisi bambu gila

Tradisi ini dilakukan di Maluku dengan cara memegang sebuah bambu yang dipegang oleh 7 orang dan 1 orang sebagai pawang. Sang pawang membawa kemenyan dan membaca mantra dengan tujuan memanggil roh. Apabila roh terpanggil, bambu tersebut akan menjadi berat dan bergerak secara liar ditambah musik pengiring.

  • Tradisi menyimpan mayat di Goa

Tradisi ini disebut dengan istilah Aluk Todolo atau Alukta dari tanah Toraja.Latar belakang jenazah-jenazah tersebut disimpan terlebih dahulu ke dalam goa dan liang-liang bukit karena menunggu kedatangan kerabat yang sedang merantau, untuk memberi kesempatan bagi keluarganya menunjukkan kasih sayang kepada jenazah, atau untuk menunggu biaya dan hewan korban yang banyak terlebih dahulu agar bisa melaksanakan upacara Rambu Solok (mengantarkan jenazah ke alam yang disebut puya).Di sekitar peti mati sering ditemukan botol minuman, rokok, sirih, atau bahkan pakaian. Hal ini menunjukkan bahwa jenazah yang disimpan dianggap sebagai to makula, diperlakukan layaknya masih hidup.

  • Tradisi mas kawin kepala manusia

Tradisi ini dilakukan oleh suku Naulu di Maluku. Suku ini tersebar di Pulau Seram, yaitu Dusun Nuanea dan Dusun Sepa. Tradisi ini harus memenggal kepala manusia untuk persembahan mas kawin. Tapi, tradisi ini hanya dilakukan ketika melamar anak raja Naulu. Jadi, calon menantunya harus membawakan kepala manusia sebagai mas kawin. Tradisi ini sebagai bukti bahwa sang pria memiliki kejantanan dan keberanian. Tradisi menyeramkan ini sudah ditinggalkan pada 1990, namun masih ditemukan pada tahun 2005.

Penulis: Indira Difa Maharani
Editor: Octavia Dwi Lestari