Sebanyak 17 relawan akan menuju Tanjung Lame, untuk bergabung dengan 3 relawan yang sudah berada di lokasi. Foto: Doc: #MoestopoPeduli

Diamma.com – Sebanyak 17 mahasiswa yang tergabung dalam #MoestopoPeduli bencana tsunami Selat Sunda akan bertolak ke Tanjung Lame, Banten, pada Jumat (18/1).

Terpilihnya Tanjung Lame sebagai target pemberian bantuan bencana karena lokasi tersebut berada di pesisir pantai dan mendapatkan dampak tsunami yang begitu parah.

Setelah dua minggu menggalang dana hingga akhirnya terkumpul sebanyak Rp14.309.000,00. Tim Moestopo Peduli memutuskan untuk membangun MCK (Mandi, Cuci, Kakus) di sekitaran rumah warga dan melakukan Trauma Healing kepada para korban bencana tsunami terutama anak-anak.

“Nanti di sana tim berencana akan mengadakan Trauma Healing dengan membuat games bersama warga untuk para anak-anak. Tetapi kami tetap fokus terhadap pembuataan MCK,” ujar Aldair selaku ketua pelaksana.

Dengan adanya pembuatan MCK permanen ini, diharapkan dapat berguna serta bermanfaat bagi warga dalam jangka panjang.

“Semoga dengan adanya MCK bisa sangat membantu mereka para warga di Tanjung Lame untuk penggunaannya secara jangka panjang dan juga demi kesehatannya,” ungkapnya.

Keberangkatan relawan akan dibagi menjadi dua tim, yakni tim advance yang sudah berangkat pada Kamis malam (17/1) dan tim relawan yang berangkat pada hari Jumat (18/1).

Terlepas dari niat mulia untuk membantu, Aldair mengaku mengalami kendala pada tim Moestopo Peduli. Pengumpulan dana dan sumber daya manusia menjadi hambatan dalam proses pembangunan MCK.

“Sampai saat ini sehari sebelum keberangkatan dari pihak kampus belum dapat memberi dana bantuan untuk tim Moestopo Peduli, tetapi untuk transport tadi sudah dapat izin membawa dua mobil yaitu pick up dan mobil IKA,” ucap Aldair

“Harapan untuk mahasiswa lainnya juga supaya lebih sadar tentang pengabdian masyarakat. Saling membantu sesama manusia sosial, kan kita buat posko peduli bencana tidak hanya untuk bencana ini aja,” tutup Aldair dengan harapannya.

Reporter: Liza Luai’ati Niswah
Editor: Gadis Ayu Maharani