Diamma.com – Mein Kampf (dari bahasa Jerman, artinya perjuanganku) merupakan buku karya Adolf Hitler. Buku yang ditulisnya selama di penjara ini meceritakan mengenai pandangannya atas Jerman di masa depan dan rencana masa depannya untuk Yahudi.
Buku ini dicetak pertama kali pada tahun 1925, delapan tahun sebelum Hitler berkuasa. Setelah tentara Nazi dikalahkan oleh Sekutu pada tahun 1945, pasukan Sekutu menyerahkan hak cipta buku tersebut kepada negara bagian Bavaria. Namun pemerintah setempat tidak mengizinkan pencetakan buku tersebut.
Berdasarkan hukum Jerman, hak cipta buku itu berakhir 70 tahun setelah Hitler meninggal dunia. Maka di awal tahun 2016, para penerbit mendapat akses bebas untuk penerbitan Mein Kampf.
Buku ini tidak akan terbit dengan wajah aslinya, melainkan dengan penuh kritik dan pelurusan ideologi Hitler yang dinilai menyimpang. Bahkan buku yang aslinya berisi 600 halaman akan menjadi 2.000 halaman karena disertai catatan para ahli. Inilah untuk pertama kalinya, Mein Kampf dapat dibeli di toko buku Jerman semenjak berakhirnya Perang Dunia II.
Berbagai tanggapan pun muncul mengenai penerbitan kembali buku Mein Kampf tersebut. Seperti Stephen Pollard, editor Jewish Chronicle, ia mendukung publikasi ini. “Prinsip saya, publikasi itu baik-baik saja. Paling tidak, Mein Kampf adalah sebuah karya sejarah paling penting, tapi mengerikan,” ucapnya dalam artikel Daily Telegraph.
Rabbi Shmuley Boteach, pemimpin Yahudi paling berpengaruh di AS, dalam salah satu artikel Observer, ia juga mendukung penerbitan buku tersebut. “Ketika orang-orang membaca buku itu, akan banyak yang diselamatkan dari neo-Nazi.”
Reporter : Evelyn Abigail Glory / Foto : nationalgeographic.co.id
Redaktur : Rosa Febryanty Razak
(Dikutip dari berbagai sumber)