Diamma.com – Suatu inovasi terbaru dalam bidang teknologi kembali hadir, yaitu smartphone yang dapat dibongkar dan pasang kembali atau modular. Project Ara merupakan ponsel modular yang digagas oleh Google. Ponsel tersebut dapat dirakit sendiri seperti permainan puzzle atau lego.
Project Ara disusun dari berbagai modul yang memiki fungsi masing-masing. Ponsel pintar itu di desain sedemikian rupa sehingga dapat memudahkan serta disesuaikan dengan keinginan pengguna. Umumnya pada ponsel biasa, pengguna hanya dapat melakukan pembaharuan pada software, namun pada ponsel modular tersebut pengguna juga dapat melakukan penggantian pada hardware-nya.
Para pengguna bebas untuk menentukan komponen hardware berbentuk modul apa saja yang akan disusun di dalam ponsel tersebut, seperti baterai, kamera, bahkan RAM. Tidak hanya itu, dalam smartphone ini layar LCD pun dapat dibongkar pasang.
Dalam pengembangannya, Google bekerjasama dengan beberapa perusahaan teknologi dalam pembuatan modulnya, salah satunya adalah Toshiba. Toshiba membuat modul yang berfungsi sebagai kamera. Selain Toshiba, Yezz juga turut andil dalam pembuatan Project Ara yaitu dengan merancang bagian-bagian dari modul itu sendiri.
Menanggapi hal tersebut, salah satu mahasiswi Fakultas Kedokteran Gigi UPDM(B), Michelle Lusia merasa antusias dengan kehadiran Project Ara. “Tertarik, banget. Kalau mau upgrade RAM dan lain-lain aja harus ke official outlet store. Belum lagi kalau tiba-tiba datanya hilang. Kalau ini (RED-Project Ara) tinggal copot saja beli yang baru,” ujar perempuan berambut pirang tersebut. Michelle juga menilai bahwa ponsel pintar tersebut sangat bermanfaat bagi dirinya selaku gamer. “Game itu kan kapasitasnya besar, jadi memorinya tinggal saya copot aja terus beli yang baru,” tambahnya.
Ponsel unik itu disinyalir akan dirilis secara mendunia pada Agustus 2015. Harga yang dibanderol mulai USD 50 atau sekitar Rp 500.000. Harga bervariasi sesuai dengan komponen yang diinginkan dari ponsel tersebut.
Reporter : Mutiara C. Utha / Foto : wsj.com
Editor : Rosa Febryanty Razak