Diamma.com – Kontroversi kurikulum 2013 telah selesai. Pasalnya, mulai minggu lalu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Anies Baswedan mengatakan bahwa kurikulum 2013 dihentikan untuk sementara waktu. Anies memutuskan untuk menghentikan pelaksanaan kurikulum 2013 tersebut kepada sekolah-sekolah yang belum menjalankannya selama 3 semester. Namun, bagi yang sudah menerapkannya selama diatas 3 semester, maka sekolah tersebut akan tetap menggunakannya dan dijadikan percontohan bagi sekolah-sekolah lainnya.
Sampai berita ini terbit, tercatat 6.221 sekolah yang masih menggunakan kurikulum 2013 diantaranya 2.598 SD, 1.437 SMP, 1.165 SMA, dan 1.021 SMK. Kebijakan baru tersebut mendapat tangapan positif baik dari kalangan siswa maupun guru pengajar. Hana Shafira (16 tahun), salah satu siswa kelas XI SMA di Jakarta mengatakan bahwa dirinya setuju dengan diberhentikannya sementara kurikulum 2013 tersebut,“ bagus sih kalo diberhentikan sementara. Karena buku pelajaran kurikulum 2013 juga belum semua tersedia sehingga kadang proses belajar menjadi tidak nyambung dan terganggu,” ucapnya.
Hal senada diungkapkan oleh Nur Andriani, selaku salah satu guru di SMP Negeri 124 Jakarta. Nur cukup senang dengan adanya pemberhentian kurikulum 2013, karena baginya hal tersebut cukup menyulitkan dalam memberi penilaian kepada siswa dikarenakan banyaknya aspek nilai yang harus diisi di dalam rapot. Nur menambahkan, kurikulum tersebut dirasa juga membebankan siswa karena mereka harus mengeluarkan uang untuk print out tugas/materi.
Dilansir dari kompas.com, menteri Anies menambahkan bahwa dirinya tidak bermaksud meniadakan kurikulum 2013, hanya saja akan melakukan evaluasi dan perbaikan karena dirasa masih banyak masalah, “kami tidak berniat mengganti kurikulum. Kami hanya ingin melakukan evaluasi untuk menyempurnakan kurikulum itu,” ujar Anies seusai bertemu dengan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi, Kabupaten/Kota se-Indonesia.
Kedepannya, diharapkan kurikulum yang akan diterapkan tersebut dapat berjalan efektif dan penerapannya merata secara nasional.
Reporter : Hana Nur Fadhilah / Foto : Google
Editor : Kardina Chairunnisa