Diamma.com – Jakarta, 31 Mei 2013 STIK-PTIK (Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian-Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian) mengadakan seminar di Gedung Mutiara STIK-PTIK. Seminar tersebut bertema “Penggunaan Internet Untuk Kegiatan Terorisme di Indonesia” yang membahas hasil penelitian Mahasiswa Program Pasca Sarjana Ilmu kepolisian Angkatan I. Acara tersebut juga di hadiri oleh para Panalis dari instansi-instansi terkait antara lain Ian Quirk dari AFP (Australian Federal Police) Respresentatif Office Jakarta, Tedy Sukadi dari IKTII (Ikatan Konsultan Teknik Informasi Indonesia), dan Solahudin dari laboratorium Teroristme dan Kriminal UI (Universitas Indonesia). Universitas-universitas di wilayah Jakarta seperti UNIKA Atmajaya, Universitas Pancasila, dan UPDM(B) ikut meramaikan acara tersebut.
Tujuan diadakannya seminar ini di harapkan bisa menunjukan kejahatan terorisme menggunakan internet. Surya Putra sebagai pemilik tesuis yang di seminarkan mengatakan “bahwa dengan seminar ini akhirnya bisa menunjukan bahwa selama ini, terutama lima tahun ke belakang penggunaan internet sebagai tenologi dalam kegiatan terorisme di Indonesia sangat extensive sangat meluas sekali”. Dia juga menjelaskan belum ada langkah-langkah yang di ambil untuk mengatasi masalah ini secara komperhensif maupun langkah-langkah yang di ambil untuk menjerat pelakunya, karena perangkat UU (Undang-undang) di Indonesia belum mampu untuk menangulangi hal itu. Namun Surya Putra memberikan suport teman-teman di kepolisian dan warga negara Indonesia agar tidak berkecil hati ataupun patah semangat dalam hal membasmi terorisme di Indonesia.
Dia pun menjelaskan ada cara lain untuk menghentikan kegiatan terorisme melalui internet, yaitu dengan cara menghentikan suplay idea mereka. Caranya membuat supra narasi, contra opini, kemudian mengeluarkan kebijakan “follow the money, follow the suspect”. Harapan mereka dengan di adakannya seminar ini masyarakat dapat memahami bahwa penggunaan internet untuk kegiatan teroristme itu benar-benar nyata.
Reporter: Amos Sury’el Tauruy / Fotografer: Amos Sury’el Tauruy
Editor : Tio Raja Sulaiman