Diamma.com – Absen merupakan salah satu hal penting bagi mahasiswa. Di setiap fakultas Universitas Prof.Dr.Moestopo (Beragama), dosen mematok persentase kehadiran rata-rata 70% – 75% atau kurang lebih 12
kali tatap muka setiap mata kuliah dalam satu semester sebagai syarat mengikuti ujian. Karena ketatnya peraturan ini, maka tidak jarang “mahasiswa nakal” menghalakan segala cara seperti titip absen.
Karena sudah terbiasa, titip absen seolah menjadi budaya mahasiswa. Bukan tanpa alasan perilaku menyimpang ini terjadi, tetapi karena ada kesempatan. Menurut informasi yang didapat mengenai hal terkait, mahasiswa berani menitipkan absen apabila dosen mata kuliah tersebut dikenal apatis atau masa bodoh. Biasanya, dosen seperti ini menerapkan sistem absen tanda tangan bergilir tanpa diperiksa lagi kebenarannya.
Padahal ini akan berpengaruh pada integritas dan kualitas dosen tersebut. Dari sudut pandang beberapa mahasiswa yang kontra terhadap penerapan sistem tanda tangan bergilir, sebaiknya sistem tersebut ditiadakan dan diberlakukan sistem panggil untuk semua dosen. Selain lebih efektif untuk mengenal mahasiswanya juga lebih akurat jamin kehadiran mahasiswa.
“Kalo saya pribadi lebih suka absen panggil. Saya panggil mereka ke depan sekalian saya absen karena cara itu lebih efektif untuk saya mengenal mereka. Sekalius saya tidak ingin ada absen-absen jin yang istilahnya ada namanya tapi orangnya nggak ada,” tutur Dio Herman, mahasiswa Jurnalistik Fikom 2010 yang juga pengajar Psikologi Komunikasi di UPDM (B).
Renita, mahasiswi FISIP 2009 jurusan Hubungan Internasional juga menambahkan bahwa dengan diberlakukannya sistem absen panggil akan lebih memperketat peraturan sehingga akan mengurangi kebiasaan buruk mahasiswa dan meningkatkan kedisiplinan. Karena sesungguhnya tujuan mahasiswa datang ke kampus bukan sekedar untu absen tetapi mencari ilmu.
Selain memberlakukan sistem absen panggil, para dosen sebaiknya memiliki absen pribadi sebagai bukti atau rekap seperti yang telah dilakukan beberapa dosen.
“Beberapa dosen punya absen pribadi. Mereka minta salinan dari daftar absen ini untuk data pribadi mereka. Jadi ketahuan yang masuk sama yang tidak. Mereka menerapkan absen tanda tangan juga absen panggil,” kata Paulus Sidik Budhiadi selaku dosen Jurnalistik Media Cetak.
Reporter : Arimbi Puspita Ratri/Fotografer : Arimbi Puspita Ratri
Editor: Dila Putri