Komunitas Nebeng

Kemacetan khususnya di wilayah jabodetabek semakin menjadi-jadi,. Banyak cara yang telah dilakukan pemerintah untuk menanggulangi hal ini. Namun seakan tidak ada penawarnya, akhirnya tercetuslah gerakan yang diberi nama Komunitas Nebeng.com.

Diamma.com – Komunitas nebeng adalah komunitas untuk berbagi kendaraan terutama berbagi kendaraan untuk berangkat dan pulang kantor. Tercetus komunitas nebeng ini berdasarkan pengalaman pribadi. Dalam kesehariannya, pemrakarsa www.nebeng.com pulang dan pergi kantor melalui TOL Jakarta-Merak. Kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) pada awal tahun 2005 ternyata tidak mengurangi animo pemakai jalan TOL mengurangi pemakaian kendaraannya, sehingga kemacetan jalan TOL tetap saja terjadi.

Selain itu, krisis BBM dunia telah mendorong Presiden SBY untuk memutuskan kenaikan BBM lebih dari 100%. www.nebeng.com dipublikasikan pada tanggal 28 September 2005, beberapa hari menjelang kenaikan BBM diumumkan.

Website yang dibuat sebagai media dengan tujuan untuk memberikan salah satu solusi dalam menghadapi kenaikan BBM, dengan cara mempermudah komunikasi antara pemberi tebengan dan penebeng, dan juga membantu dalam masalah keamanan.

Tujuan akhir dari Gerakan Hemat BBM ini adalah, berkurangnya jumlah mobil yang beroperasi di jalan raya. Jika dua orang atau lebih berangkat kerja dengan kendaraan masing-masing mau bergabung menjadi satu mobil saja untuk berangkat kerja, minimal akan menghemat BBM 50%. Dan ini akan membantu untuk mengurangi kemacetan jalan raya.

Pencetus komunitas ini ialah Rudyanto (founder), dibantu oleh Sylvia Setiadarmo, dan Harry Soesanto sebagai designer.

Seperti yang diutarakan oleh Sylvia, saat ini sebanyak 42.000 orang telah bergabung ke dalam komunitas, umur anggota berkisar dari 20 hingga 50 tahun, yang kebanyakan berdomisili di wilayah Jabodetabek.

“Kegiatan rutinnya adalah tebeng menebeng. Setelah menemukan penebeng/pemberi tebengan yang sesuai, mereka melakukan aktifitas tebeng menebeng setiap hari (berangkat dan pulang) kantor,” jelasnya.

Lanjutnya, wanita ini menceritakan adanya suatu pengalaman kurang menyenangkan yang terjadi kepada salah satu anggota. “Pernah ada kejadian dirazia polisi karena disangka kendaraan umum gelap, karena menurunkan penebeng di tempat yang kurang pas,” ceritanya.

“Tetapi pernah ditayangkan di salah satu televisi swasta, polisi mengatakan bahwa tidak bermasalah terhadap kegiatan ini, karena kegiatan tebeng menebeng tidak mencari penumpang, yang menebeng setiap hari adalah orang yang sama,” lanjut wanita yang menjadi programer di komunitas nebeng.com.

 

Reporter: Frieska M. / Foto: Komunitas Nebeng Dok.

Editor: Tri Susanto.