Diamma.com – Batik yang telah diresmikan oleh UNESCO pada bulan Oktober 2009 lalu adalah sebuah warisan budaya asli Bangsa Indonesia yang sempat di klaim oleh Negara tetangga.
Namun sangat disayangkan, para generasi muda Indonesia sendiri masih kurang menghargai batik Indonesia akibat modernisasi dari perkembangan zaman.
Berangkat dari rasa peduli terhadap budaya, Kelembagaan UPDM (B) berusaha untuk menggalakan pelestarian batik Indonesia di lingkungan UPDM(B).
Caranya dengan menghimbau seluruh masyarakat UPDM(B) untuk mengenakan batik pada setiap hari Jumat.
“Sebelumnya teman-teman FKG sudah mem-publish ke masyarakat yang ada di Fakultas Kedokteran Gigi UPDM(B) bahwa hari Jumat adalah sebagai hari batik bagi mereka,” ujar Gary Tri Pabowo Haley sebagai ketua Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (MPM) Fikom UPDM(B).
“Gue pribadi intinya ngga mau kalah lah sama teman-teman di FKG, kita juga bisa kok dan posisi kampus kita pun strategis untuk memberi tahu ke masyarakat bahwa batik itu adalah sebagai suatu kekayaan yang memang harus kita banggakan bersama,” lanjutnya.
Saat dikonfirmasi diamma.com mengenai hari wajib batik untuk masyarakat UPDM(B), Sulton Mu’minah selaku ketua DPM Fikom UPDM (B) menegaskan, bahwa sebenarnya pihak kelembagaan Fikom hanya sebatas menghimbau.
“Jadi bukan wajib batik ya, cuma kita menghimbau saja kepada teman-teman supaya hari Jumat itu pakai baju batik. Kenapa hari Jumat, karena itu juga himbauan dari Pemerintah supaya kita tidak lupa akan batik,” tegasnya.
Tujuan lain dari diberlakukannya program ini adalah untuk melestarikan warisan budaya Dunia. “Sebenarnya tujuan utamanya ya untuk melestarikan. Kedua sebagai wujud nasionalisme mahasiswa UPDM(B). Disini kita kan kampus Merah Putih, jadi setidaknya ngga lupa lah akan kebudayaan Indonesia,” tambahnya.
Sementara itu, program ini akan direalisasikan pada akhir Maret 2012. “Semoga batik-batik di Indonesia bisa dilestarikan dan mungkin jangka panjangnya kemudian, mahasiswa punya batik sendiri di setiap Kelembagaan sebagai identitas melalui batik itu sendiri, batik Diamma misalnya,” cetus Sulton.
Reporter: Caesar & Rizki Agustian / Fotografer: Caesar
Editor: Tri Susanto Setiawan