Diamma.com– Mahasiswa yang tergabung dari berbagai kampus di Jakarta seperti Univ. Prof. DR. Moestopo (B), Univ. Mercu Buana, Univ. Kusuma Negara, Univ. 17 Agustus, Univ. Kosgoro, dan UPM. Bersatu dalam Gerakan Aksi Mahasiswa & Pemuda Anti Rezim SBY – Boediono (GAMPAR SBY-Boediono)
Aksi ini berpusat di tugu proklamasi, Jakarta pusat, pada Kamis (22/03).
GAMPAR SBY-Boediono melakukan aksinya di 5 kota secara serentak bersamaan. Di Jakarta GAMPAR SBY-Boediono bergabung dengan Gerakan Mahasiswa Indonesia (GMI) dan Komite Aksi Pemuda Anti Korupsi (KAPAK)
Di Bandung Aksi ini diikuti BEM UNISBA & Persaudaraan Mahasiswa Indonesia, sedangkan di Bogor diikuti Univ. Pakuan & Univ. Juanda. Selain itu di Cianjur diikuti oleh Univ. Suryakencana & STAI NU, serta di Subang diikuti oleh BEM Univ. Subang.
Aksi ini melatar belakangi rezim SBY, yang dinilai tidak mampu mengatasi permasalahan yang ada di negri ini. Dengan kebijakan akan dinaikannya harga BBM bersubsidi dari Rp. 4.500 menjadi Rp.7.000.
Dengan alasan naiknya harga minyak dunia, seakan-akan pemerintah tidak memikirkan bagaimana nasib rakyat kecil yang nantinya akan semakin sengsara.
Aksi ini menuai beberapa tuntutan, diantaranya:
- Turunkan rezim SBY – Boediono.
- Tolak kenaikan BBM.
- Tegakan Pancasila & kembali ke UUD 1945 Asli.
- Nasionalisasi sumber daya tambang, minyak dan gas.
- Lawan segala bentuk represifitas aparat dan kriminalisasi terhadap aktivis mahasiswa.
Saat ditemui diamma.com, Wulan selaku Humas GAMPAR SBY-Boediono melantangkan suaranya. “Ayo kita turun kejalan untuk menyuarakan aspirasi kita,”
Dalam aksinya, mahasiswa mengecam tindakan aparat terhadap aktivis mahasiswa yang bertindak tidak manusiawi diberbagai daerah di Indonesia.
Jika dahulu kita di jajah oleh asing secara nyata, maka saat ini kita di jajah asing secara halus. “Menjelang kenaikan BBM kita akan semakin intens untuk melakukan aksi,” tambahnya.
Reporter: Erwin Tri Prasetyo. / Foto: Dok. GAMPAR SBY- Boediono.
Editor : Frieska M.