seorang Pengrajin sedang memeriksa sepatu yang akan dijual ke pasaran

Diamma.com – Ciomas, desa yang berada didaerah Bogor-Jawa Barat ini, mempunyai banyak pengrajin sepatu.

Terlihat hiruk-pikuk, dan bunyi ketukan pengrajin sepatu yang terdengar di bengkel–bengkel sepatu di desa tersebut.

Sudah cukup lama bengkel–bengkel sepatu tumbuh dan berkembang sampai saat ini.

Sejak tahun 1980, desa ini sudah mulai memproduksi sepatu untuk dipasarkan di kota–kota seluruh Indonesia.

Iskandar, seorang pemilik bengkel sepatu yang didatangi oleh diamma.com menuturkan, bahwa ia mulai membuka bengkel sepatu pada tahun 1992.

Awalnya saya bekerja dipabrik sepatu, namun karena pabrik sepatunya gulung tikar, akhirnya saya membuka bengkel sendiri, bisa dibilang Home industry .

Bengkel ini biasa memproduksi sepatu wanita yang berjenis balet. Istilah trend anak muda saat ini adalah sepatu flat.

hasil produksi biasanya di distribusi ke toko–toko  daerah Ibu kota Jakarta, dan beberapa kota besar lainya, seperti Kalimantan, Sumatra, Ambon, dan Padang,” tutur Iskandar, sambil membungkus sepatu yang akan dilempar ke pasaran.

Usaha terebut sangat membantu perekonomian untuk dirinya, dan warga Ciomas yang lain. Pendapatannya pun relatif.

Biasanya Iskandar meraih penghasilan sekitar sepuluh juta perbulan, itu pun belum dipotong biaya sepuluh orang karyawannya.

“Alhamdulilah bisa untuk biaya makan sehai-hari, dan biaya sekolah anak,” ungkap Iskandar

Iskandar berharap kepada pemerintah, untuk mengurangi barang impor, agar barang kita bisa laku. Karena jika bengkel sepatu tutup, itu akan berdampak terhadap masyarakat Indonesia juga (Khususnya para pengrajin sepatu).

Reporter : Erwin Tri P / Fotografer : Erwin Tri P

Editor : Frieska M.