Dengan wajah penuh penyesalan ataupun antusiasme, lebih dari 200  mahasiswa baru Fikom berkumpul merasakan panasnya sinar matahari bersama-sama, berbagi rasa haus yang sama, dan bekerja sama dalam permainan outbound. Mereka bersama-sama merasakan hal yang sama.

Diamma – Orientasi mahasiswa Fikom telah kembali ke konsep awal. Tahun ini tidak sama dengan tahun lalu. Tidak ada tentara ataupun markas militer. Semuanya murni dilakukan oleh para mahasiswa Fikom. Berlokasikan di Megamendung, Bogor dan ditempat terbuka, adik-adik Fikom ini diajak untuk menjejakkan kakinya di rumput dan bermandikan sinar matahari agar dapat mengenal tanah ibu pertiwi lebih dekat. Selain bercengkrama dengan alam, mahasiswa baru Fikom ini memang datang ke puncak mengharapkan untuk diorientasikan menjadi mahasiswa Fikom yang lebih baik. Lalu, siapa lagi yang paling cocok untuk mengorientasikan mahasiswa Fikom ini, kalau bukan para senior-seniornya di Fikom.

Berkumpul di parkiran Moestopo, memakai baju hijau, tercium bau ketakutan, kebingungan, dan bahkan kegirangan berlebihan yang timbul dari para Maba atau (mahasiswa baru) ini sebelum berangkat menuju tempat orientasi berlangsung. Panitia sibuk memastikan semuanya berjalan dengan sempurna untuk Maba ini. Sudah satu tahun lebih pemandangan suasana ini tidak terlihat di kampus Moestopo, karena tahun lalu orientasi dipegang oleh Kopassus dan jelas suasananya terasa sangat berbeda pada waktu itu. Akhirnya, semua merasa disibukkan karena semuanya merasa memliki kegiatan orientasi ini. LKM-LKM Fikom memperhatikan kinerja panitia orientasi, pantia menjalankan kegiatan orientasi sesuai tugasnya, dan WKM-UKM mempersiapkan diri untuk presentasinya pada para peserta Orientasi Fikom 2011. Semua elemen Fakultas maupun Universitas ambil bagian dalam kegiatan ini sepenuhnya. Seperti halnya anak-anak yang diasuh oleh keluarganya sendiri, tanpa campur tangan pihak lain.

Kegiatan ini bernama Orientasi Fikom 2011, pada tahun lalu, saat di Kopassus, sebutannya Outbound Fikom 2010, dua tahun lalu, namanya Prospek Fikom 2009. Berbicara nama kegiatan, berbicara pula isi dari kegiatan tersebut. Dari ketiga nama dan kegiatan tersebut, jelas berbeda semua isinya. Pada Orientasi Fikom 2011, semua konsep berbeda yang ada pada kegiatan sejenis sebelumnya, seperti outbound, digabungkan semua sehingga orientasi ini lebih lengkap dan berbobot dibanding sebelumnya.

Para Maba Fikom disuruh untuk memakai 3 baju berwarna hijau, merah dan kuning sebagai simbol dari warna lambang kampus Moestopo. Sebelum berangkat, mereka juga dibekali yel-yel angkatan untuk dibawakan sebagai bukti kekompakan mereka menyatukan suara dalam bernyanyi. Semuanya dilakukan atas nama kekompakan mereka sebagai mahasiswa Fikom angkatan 2011. Itulah yang coba dilatih pada orientasi selama tiga hari mendatang oleh para kakak-kakaknya. Itu juga yang coba diusung oleh Agrawitaka sebagai penanggung jawab dari kegiatan outbound di orientasi Fikom 2011. “Pada saat di Kopassus tahun lalu, Mereka banyak bermain di high rope, jenis permainan seperti itu lebih bertujuan kepada personal pesertanya. Kalau kami (Agrawitaka) lebih mengangkat permainan yang sifatnya meningkatkan kekompakan atau kerja sama dari para peserta Orientasi Fikom,” jelas Sabrina mengenai konsep permainan yang dibawakan Agrawitaka. Pada akhir permainannya, selain mengangkat tentang kekompakan, Agrawitaka memberikan permainan yang menyinggung rasa nasionalisme. Permainan mengibarkan bendera Merah Putih dari bambu yang disusun oleh seluruh peserta memberikan penutupan yang mengharukan dengan dinyanyikannya lagu kebangsaan Indonesia Raya. Kerja sama dan nasionalisme.

Lalu, apakah yang dibutuhkan oleh mahasiswa Fikom hanya kekompakan dan Nasionalisme? Pengetahuan dan cara mengkomunikasikannya juga diperlukan oleh para mahasiswa Fikom Moestopo ini. Hal pertama kali yang harus mereka ketahui adalah pengetahuan tentang kampus merah putih ini. Dari sejarah berdiri kampus ini sampai penghuni dan segala macam tata cara dan birokrasinya. Semua hal tersebut harus mutlak diketahui oleh Maba Fikom 2011 dan semuanya bisa didapatkan pada Orientasi Fikom ini. Setelah semua itu, Para Maba ini harus dievaluasi soal kegiatan yang telah dijalankan agar tidak capek “kosong”. Evaluator pun masuk. Suasananya dibuat agak berbeda agar para peserta orientasi berada dalam keadaan “terjepit”. Mereka secara tidak langsung terpaksa untuk berbicara mengenai apa saja yang telah didapat sepanjang orientasi. Mereka belajar untuk berkomunikasi dengan sopan santun. Tidak ketinggalan juga sesi penalaran. Dimana para peserta diajak untuk memahami lebih dalam bahwa semua yang telah mereka lakukan di orientasi tidak sia-sia.

Orientasi Fikom 2011 telah berjalan dengan sukses. Segala aksi dan tindakan yang telah dilakukan LKM-LKM Fikom dalam menuntut diadakannya kegiatan ini membuahkan hasil. Dengan mempertaruhkan jabatan ketua-ketua LKM, Mahasiswa Fikom 2011 dapat merasakan orientasi yang memang seharusnya diberikan oleh kakak-kakaknya. Segala ketakutan dan keresahan para jajaran universitas, terbukti tidak terlihat pada orientasi ini. Orientasi Fikom 2011 ini juga dapat menginspirasi FE untuk melakukan hal yang sama pada orientasi mahasiswa barunya nanti. “Walaupun cukup kecewa dengan jumlah peserta yang mengikuti orientasi ini, tapi acaranya dapat dikatakan memuaskan,” ujar Gowo panggilan akrab Ketua Senat Fikom ini sebagai steering committee dari kegiatan ini. Melihat dari jumlah peserta, segala usaha terlihat dari panitia untuk mengajak para mahasiswa baru, seperti menempel tulisan-tulisan yang berupa ajakan dan juga mengajak melalui media sosial twitter.

Tetapi dari segala hinggar – binggar kesuksesan kegiatan ini, ditutup dengan masalah yang cukup pelik dan berakhir mengecewakan. Tepat saat para peserta orientasi ini baru pulang ke Kampus Moestopo, muncul masalah yang mengakibatkan diberhentikannya secara terhormat Wadek III Fikom, FX Bambang Edhar. Ditundanya pembagian almamater untuk mahasiswa baru menjadi salah satu pemicu atas kejadian ini. Terlepas dari segala kontroversi sebelum dan sesudah orientasi berlangsung, mahasiswa Fikom dapat membawa perubahan pada fakultas ini dan diharapkan terus berlanjut pada perubahan di Universitas Moestopo yang kita cintai ini.

(Reporter : Rionaldo Herwendo, Bagus Prayogo, Achmad Rafiq / Foto : Rionaldo Herwendo)

(Editor : Kevin Erens Giri)