Diamma.com – Dahulu tempat ini dikenal dengan nama Sunda Kelapa, wilayah ini mempunyai luas sekitar 661 km dengan jumlah penduduk yang mencapai 10 juta dan menempati urutan ke 6 kota metropolitan terpadat di dunia.

Dari sederet angka-angka yang di paparkan miris sekali rasanya bahwa Jakarta tidak lagi populis karena terlalu banyak “majas simile” yang melekat untuk sebuah kata yang bernama Jakarta. Siang itu jalanan Jakarta terasa sangat panas sampai-sampai celana jeans ku yang berwarna hitam semakin membuat kulitku terasa berada di samping knalpot metromini yang begitu panas dan berpolutan.

Suasana jalanan terasa seperti di arena pertarungan gulat yang di mana kemenangan yang menjadi tujuan utama. Kemenangan  disini diartikan sebagai  proses pencapaian secara cepat tanpa menghormati hak orang lain yang sama haknya dengan dirinya sendiri yang juga ingin semuanya serba cepat.

Kebutuhan akan kecepatan inilah yang membuat kita semua tergesa-gesa karena tergesa-gesalah lah membuat kita jadi cepat emosi, dari emosi inilah yang kemudian menimbulkan konflik. Semua permasalahan ini terus dirawat di jalanan Jakarta, di mana  rute perjalanan inilah yang harus dilalui apabila anda mau mencoba jalanan ibu kota.

Apakah kita masih mau mengakui Jakarta sebagai ibukota, ibu tidak memperlakukan anaknya secara kejam, lantas siapa yang membuat kita yang katanya 1 saudara saling bertengkar? Kita bukan musu! Kau para pengganggu pergi sanalah menyingkir, ucapan sindir ini buat mereka pemimpin-pemimpin yang belum sadar.

Boneka, itulah sebutan buat mereka yang dibungkam, Jakarta sama dengan Papua, mereka adalah Indonesia. Tinggalkan derita karena benalu itu selalu mengganggu, aku tunggu apakah alurmu sesuai dengan mimpimu. Hati-hati di jalan semoga sampai tujuan dengan aman, berangkat lah lebih awal biar tidak buru-buru…

Oleh : Gerardus Septian Kalis*

*Mahasiswa angkatan 2009 Fakultas Ilmu Komunikasi UPDM(B)