“Sosialisasi program pembangunan kesejahteraan sosial kepada media dan akademisi.”

Oleh Ridholosa, Bagus Prayogo, Hikmah Rani / Foto: Ridholosa

Diamma – Pada tanggal 2-4 Desember 2010, lalu. Menteri sosial mengadakan kegiatan sosialisasi selama tiga hari di Hotel Horizon Buah Batu Bandung. Kegiatan ini diikuti oleh 25 peserta dari berbagai media dan akademisi (UI, IPB, UNJ, YAI, BSI Bandung, STP SAHID, Moestopo, dan Borobudur).

Hari pertama, peserta turut hadir acara malam keakraban yang bertujuan saling mengenal satu sama lain, sedangkan hari kedua, peserta berkunjung ke salah satu panti sosial milik menteri sosial yaitu Panti Sosial Wiyata Guna, disana peserta mendapatkan penjelasan seputar panti yang di sampaikan oleh Dra. Maryam Duyo selaku Kepala PSBN Wiyata Guna.

Panti Bina Netra Wiyata Guna, menampung sekitar 250 orang tuna netra yang terdiri dari 150 anak dan 100 anak asuh. “Keterampilan yang diikuti oleh murid kami di sini diantaranya musik, olahraga, bimbingan mental, rohani, sport massage (kupora) komputer braile, shiatsu, kejuruan ilmu Al-Qur’an braile, dan untuk tahun ini akan melakukan pendidikan broadcasting kepada murid-murid kami,” ujar Perempuan berkerudung. Lain hal tersebut, Maryam mengaku bahwa belum semua kebutuhan panti sosial ini terpenuhi, diantaranya fasilitas belajar anak didik yang masih kekurang dan tidak memadai, dan apapun kekurangan yang dihadapi kami merasa senang bisa membantu saudara-saudara yang tidak sempurna fisiknya. “Kami semua yakin dari kekurangan mereka tersimpan kelebihan, dan menunjukan kelebihan itu adalah tugas kami semua,” ucap Dra.Maryam Duyo.

Peserta juga di ajak berkeliling ke lapangan untuk melihat kegiatan yang dilakukan oleh murid-murid PSBN Wiyata Guna, ke tempat hasil kerajinan murid-murid panti pijat, totok wajah, studio musik, dll. Setelah berkunjung ke panti netra PSBN Wiyata Guna,  peserta diajak ke percetakan braile ”ABIYOSO” Cimahi-Bandung, disana peserta mendapatkan penjelasan seputar percetakan Braille Abiyoso dari Dra. Lilit Maskuroh, MM.

Balai Penerbitan  Braille Indonesia (BPBI) “ABIYOSO” Bandung memiliki tugas untuk melaksanakan penyediaan bacaan bagi penyandang cacat netra, pengkajian, penyiapan standarisasi sarana dan prasarana, percetakan dan penerbitan buku-buku Braille, pemberian informasi, mengadakan koordinasi dan kerjasama dengan instansi terkait sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku,” jelas Dra.Lilit Maskuroh, MM. Namun perjalanan kami dalam menyediakan bacaan bagi tuna netra tidak berjalan bagai air mengalir, itu dikarenakan kami masih sangat kekurangan tenaga ahli yang memang ahli dalam penulisan Braille,” ujar perempuan berkacamata.

Setelah itu peserta di ajak keliling lapangan untuk melihat secara langsung percetakan Braille, percetakan Braille itu sendiri memproduksi Al-Qur’an, injil, buku-buku bacaan, majalah anak maupun dewasa, serta yang terbaru mengalih huruf naskah awas kedalam huruf Braille dan kaset/cd audio. Setelah selesai berkunjung ke BPBI “ABIYOSO” peserta kembali ke hotel, kegiatan ini tiada lain untuk mengajak media dan akademisi agar mengenal lebih dekat lagi bagaimana keadaan sudara-saudara kita yang kekurangan”, ujar Lilit selaku ketua rombongan di akhir kegiatan sosialisasi program pembangunan kesejahteraan sosial kepada media dan akademisi