Analis Kebijakan Ahli Madya BPIP, Galuh Ibrahim (07/07/2025). (Diamma/Rizky Surya Putra)

Diamma.com – Galuh Ibrahim, Analis Kebijakan Ahli Madya BPIP RI menghadirkan terobosan baru dalam mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila melalui keterlibatan aktif generasi muda. Dalam wawancara eksklusif pada 7 Juli 2025, beliau menjelaskan visi dan strategi di balik gebrakan yang melibatkan anak muda sebagai pionir implementasi Pancasila di era digital, sebagai bentuk kebebasan kreativitas serta pendekatan untuk menerjemahkan bahasa Pancasila kepada generasi muda saat ini.

Ketika ditanya mengenai dorongan di balik gebrakan BPIP untuk menjadikan generasi muda sebagai pionir, beliau merefleksikan pengalamannya dalam dunia birokrasi. Gap Generation kerap menjadi sebuah hambatan dalam organisasi yang di mana pimpinan atau atasan memiliki ekspektasi tinggi, namun belum tentu memberikan ruang bagi kreativitas dan kebebasan bawahan untuk mencapai standar harapan yang ditentukan juga ingin dicapai.

Saat ini beliau sendiri menerapkan gaya kepemimpinan yang memberikan ruang kreasi sambil mempertahankan fungsi kontrol agar nilai dari ideologi Pancasila tetap terjaga. “Selama ga lari dari pakem, monggo silahkan kerjakan kreativitasnya. Yang penting progresnya lapor agar tidak kebablasan,” ungkap Galuh Ibrahim.

Pendekatan ini dirasa semakin relevan di era digital yang menuntut kecepatan adaptasi. “Beda dengan dulu yang sifatnya dunia berjalan lambat. Sekarang perubahan terjadi sangat cepat (globalisasi, internet, digitalisasi). Kalau kitanya lambat ya cuma akan jadi follower,” Ia menekankan urgensi adaptasi terhadap dinamika zaman tanpa kehilangan substansi nilai-nilai Pancasila.

(Foto: Julio Satrio Rahman)

Gebrakan konkret terlihat dalam strategi digital BPIP melalui konten kreatif di media sosial @bpipri. Ibrahim tidak sekadar melakukan sosialisasi, tetapi mengundang pers mahasiswa dan komunitas muda sebagai mitra aktif dalam menerjemahkan nilai-nilai Pancasila ke bahasa yang bisa diterima anak muda terutama dalam dunia digital.

“Kami ga mau Pancasila ini terdengar kuno ataupun ga relevan. Lewat kolaborasi dengan anak-anak muda ini, kami berupaya membuat ideologi bangsa ini tetap hidup dan bermakna bagi semua kalangan,” diikuti dengan kemauan “Pancasila dalam tindakan dan BPIP terlihat serta terlibat.”

Disini beliau mengakui tantangan dalam menyeimbangkan tradisi kelembagaan dengan tuntutan inovasi. Pelajaran berharga bahwa dalam memastikan bahwa ide-ide kreatif dan saran dari bawahan tidak hanya didengar, tetapi juga diimplementasikan.

Melalui pendekatan ini, beliau mengajarkan bagaimana institusi negara dapat beradaptasi dengan era digital sambil mempertahankan substansi nilai-nilai Pancasila yang relevan bagi seluruh generasi bangsa.

Penulis: Rizky Surya Putra

Editor: Rizky Surya Putra