Diamma.com- Sejumlah korban gempa bumi cianjur harus bayar 1,5 Juta demi bisa mengungsi di lahan salah seorang pemilik lahan di kampung Haregem, Desa Nyalindung, Kecamatan Cugenang, Cianjur Jawa Barat.

Gempa yang berkekuatan 5,6 SR mengakibatkan tempat tinggal para korban rusak hingga ambruk, sehingga mereka membangun tenda-tenda kecil dan membangun posko di lahan perkebunan wortel.

“Ada 38 keluarga yang mengungsi di sini. Sebanyak 15 keluarga yang rumahnya ambruk, sehingga harus mengungsi. Awalnya membuat tenda masing-masing, tapi akhirnya bergabung di lokasi ini,” jelas Ujang Ruslan salah seorang pengungsi.

Kemudian, para korban segera mendatangi pemilik lahan untuk meminta izin menggunakan lahan sebagai pengungsian, dikarenakan tidak adanya lahan untuk dijadikan pengungsian di kawasan tersebut.

Tidak disangka sang pemilik tanah meminta lahan yang digunakan pengungsi untuk disewa,  lalu sang pemilik tanah meminta para korban yang mengungsi untuk menyewa lahan tersebut selama tiga bulan.

“Untuk nominalnya tidak nyebut berapa, tapi minta agar disewa langsung tiga bulan. Kami sanggupnya bayar Rp 1,5 juta selama tiga bulan. Pada akhirnya diterima segitu, jadi bayar sewanya Rp 1,5 juta selama tiga bulan,” jelas dia.

Dia pun menjelaskan bahwa uang para korban dari sumbangan donatur semulanya untuk dibelikan sembako, namun dialihkan untuk membayar uang sewa.

“Karena pengungsian kita berada di dalam gang, jadi banyak yang tidak tahu. Sehingga bantuan dari pemerintah belum dapat. Tapi ada yang ngasih berupa uang. Tapi karena harus bayar uang sewa, jadinya uang untuk membeli sembako kita bayarkan,” jelas dia

Ujang pun menjelaskan, para korban gempa tersebut pasrah membayar uang sewa, karena bagi mereka hal yang terpenting warga bisa mengungsi, terutama bagi mereka yang rumahnya ambruk.

“Orang miskin mah terima saja kang mau diminta bagaimana juga. Yang penting warga bisa mengungsi, apalagi yang rumahnya ambruk,” jelas dia.

Sang pemilik tanah, H Kholidin, buka suara terkait lahannya yang dijadikan pengungsian, dia pun membantah bahwa akan meminta uang sewa bagi para korban gempa yang mengungsi di lahan kebun wortel miliknya.

“Dari awal saya tidak menyewakan. Bahkan warga juga tidak bilang dulu, langsung saja menempati. Setelahnya baru ada yang datang. Saya sudah bilang, kalau memang ada uangnya silahkan kalau tidak ada juga tidak apa-apa,” ungkap dia.

Kemudian, para korban gempa pada akhirnya membayar Rp 1,5 juta untuk uang sewa lahannya selama tiga bulan. “Saya terima uangnya minggu lalu. Katanya ini ada uang, padahal saya tidak menghargakan,” ucapnya. 

Penulis: Anggi Pavilda Ariesetiawan
Editor: Aryo Hadi Wibowo