Diamma.com – Sejumlah warga Tionghoa hari ini memadati klenteng dan vihara untuk merayakan Imlek yang ke 2563. Salah satunya adalah di klenteng tertua Boen Sen Bio yang berlokasi di pasar baru, Tangerang – Banten, yang telah berdiri sejak tahun 1689.
Mereka diantaranya datang untuk ritual berdoa kepada Tuhan YME serta dewa-dewi untuk menutup tahun yang di simbolkan dengan naga air.
Ada beberapa ritual yang biasanya mereka lakukan pada perayaan Imlek di klenteng yang telah berumur 323 tahun. Diantaranya ritual berdoa yang dilakukan dengan susunan untuk menyembah tuhan dan dewa-dewi, disaat awal masuk kedalam klenteng para warga tionghoa menghadap kepada Tuhan YME, atau sering disebut Tiang xing lao, dan dilanjutkan menghadap pada dewa-dewi.
Ritual selanjutnya yaitu melepas burung wallet, burung yang dilepas beragam jumlahnya, semakin banyak burung yang di lepas, dipercayakan makin sedikit halang-melintang dalam kehidupan. Adalagi ritual membakar uang dewa, dipercaya ini dipersembahkan untuk para dewa, orang tionghoa percaya ritual ini dilakukan untuk kebahagian dunia dan akhirat nanti.
Di dalam klenteng terlihat banyak simbol-simbol imlek seperti, lampu lampion, lilin dan buah-buahan. Tiap simbol tersebut memliki makna yang baik untuk warga Tionghoa. Lampion untuk penerangan dalam perjalan kehidupan, lampion diartikan untuk manusia agar selalu terang fikiranya dan tidak melakukan hal-hal yang gelap. Lilin dalam klenteng yang beragam ukuranya ini diartikan sebagai lampu dalam kehidupan.
Serta buah-buahan, banyak buah yang disajikan dalam perayaan ini, jika kita perhatikan ada tiga buah utama yang harus selalu ada yaitu buah jeruk, apel dan pear. Jeruk mengartikan kerukunan dalam keluarga, apel mengartikan penghematan dalam hidup, dan pear diartikan kejujuran dalam berhubungan.
Shio naga air yag menjadi lambang tahun ini dipercaya mempunyai arti selalu melimpah dan mengalir, melimpah dalam arti harta dan mengalir dalam rezeki. Kepercayaan umat tionghoa kepada lima unsur alam dalam kehidupan sangatlah penting dan bermakna.
Begitu juga untuk Jason, pria berumur 22 tahun ini menyampaikan harapanya kepada diamma.com, “saya berharap ditahun naga air ini, keluarga dilimpahkan berkah serta rezeki dan semoga saya cepet lulus kuliah.” harapnya sambil tersenyum.
Klenteng berbeda arti dengan vihara, klenteng tempat berdoa para umat Konghucu sedangkan vihara adalah tempat para umat Buddha berdoa, jadi orang-orang yang berada di klenteng memiliki banyak keragaman agama.
Dalam jalannya acara imlek, tidak hanya di ramaikan dengan para warga tionghoa, tapi juga warga pribumi yang menunggu belas kasih, yaitu para pengemis yang telah berkumpul sejak pagi, mereka menunggu warga cina memberikan angpao kepada mereka.
“Sebenarnya pengemis tidak boleh berada dilingkungan klenteng, tetapi mau bagimana lagi, ini mata pencaharian mereka, selama mereka tertib tidak masalah,” tutur agus selaku pengurus klenteng.
Reporter: Kharis Karim/Fotografer: Kharis K.
Editor: Frieska M.