Diamma.com- Indonesia telah menerima sekitar 1,2 juta dosis vaksin COVID-19 asal Sinovac, China kepada Bio Farma pada Senin, (7/12). Namun, Vaksin ini akan beroperasi setelah izin uji klinis fase 3 pada akhir Januari 2021 telah selesai.
Indonesia saat ini masih dilanda virus Covid-19, di mana hal ini terlihat dari peningkatan jumlah pasien Coronavirus. Kementerian Kesehatan RI menginformasikan bahwa persebaran Covid-19 di Indonesia pada (8/12) terdapat 586.842 positif, di antaranya 483.497 sembuh, 85.345 aktif dan 18.000 meninggal dunia.
Walaupun sudah datang vaksin virus Corona dari Sinovac, China, hal ini belum dapat dipergunakan untuk pasien yang terinfeksi virus di Indonesia. Dikarenakan uji klinis Fase 3 belum selesai sehingga mengakibatkan surat izin penggunaan darurat atau yang dikenal dengan Emergency Use Authorization tidak dapat diberikan kepada masyarakat.
“Kita belum bisa berikan ke masyarakat, karena nunggu izin BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan). Izin yang dimaksud adalah izin penggunaan darurat atau yang dikenal dengan Emergency Use Authorization (EUA).
Rencananya, izin ini akan keluar akhir Januari 2021 setelah uji klinis fase 3 vaksin Covid-19 di Indonesia selesai,” ujar Head of Corporate Communications Bio Farma, Iwan Setiawan dalam konferensi pers virtualnya, Selasa (8/12).
Berdasarkan program pemerintah Indonesia telah menentukan 2 jalur pemberian vaksin ini melalui program pemerintah dan mandiri. Program mandiri telah membanderol harga untuk 1 dosis vaksin kurang lebih senilai Rp 200 ribu.
“Untuk harga ini memang kurang lebih Rp 200 ribu per dosis, ini kan diberikan 2 dosis sehingga kurang lebih Rp 400 ribu per orang,” Ujar Iwan Setiawan.
Meskipun begitu kita sebagai masyarakat Indonesia tertib dalam menerapkan protokol kesehatan yakni 3M, menjaga jarak, menggunakan masker dan mencuci tangan. Sebagai upaya kita dalam memutus rantai persebaran dari Covid-19 di Indonesia.
Penulis: Siti Anissa
Editor: Donny Alamsyah