Donald Trump saat memberikan keterangan terbaru soal serangan AS yang menewaskan Komandan Pasukan Quds pada Garda Revolusi Iran, Mayor Jenderal Qasem Soleimani. Foto : detik.com

Diamma.com – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menegaskan bahwa dirinya memerintahkan pembunuhan Mayor Jenderal Qasem Soleimani untuk menghentikan perang, bukan untuk memulai perang baru. Trump mengungkapkan bahwa Soleimani sedang merencanakan serangan jahat terhadap diplomat dan tentara AS.

Trump mengakui ia mengesahkan serangan presisi terhadap Komandan Dinas Keamanan dan Intelijen Iran karena ia merencanakan serangan terhadap Amerika.

“Kami menangkapnya dalam tindakan itu dan menghentikannya,” kata Trump pada Jumat, (3/1) melansir dari Tempo.co.

Trump pun berupaya mengurangi ketegangan akibat serangan ke Iran dengan menekankan bahwa AS tidak berniat memulai perang dengan Iran.

“Kami mengambil tindakan semalam untuk menghentikan perang. Kami tidak mengambil tindakan untuk memulai perang,” tegas Trump dalam pernyataannya.

Dari serangan drone tersebut terdapat lima personel tewas yang tergabung dalam Garda Revolusi Iran dan lima anggota Hashed al-Shaabi di luar kompleks Bandara Internasional Baghdad pada Jumat (3/1).

Serangan drone itu mengenai dua kendaraan yang ditumpangi Soleimani dan seorang wakil komandan Hashed, Abu Mahdi al-Muhandis. Sebagai Komandan Pasukan Quds, Soleimani bertugas memimpin dan mengawasi misi-misi Garda Revolusi Iran di luar negeri.

“Militer Amerika Serikat melakukan serangan tepat sasaran tanpa cacat yang menewaskan teroris nomor satu di dunia Qasem Soleimani, ” ujar Trump

Sementara itu,  Jenderal Soleimani dikenal sebagai tokoh kunci dalam pemerintahan Iran. Dia memimpin operasi Timur Tengah Iran sebagai komandan Pasukan Quds. Selain itu, Iran telah berjanji akan melakukan “balas dendam kejam” bagi mereka yang bertanggungjawab atas kematian Soleimani. Pembunuhan ini menandai eskalasi besar ketegangan antara kedua negara.

Penulis: Sarah Nurzakiah
Editor: Rahma Angraini