Presiden Iran, Hassan Rouhani saat memeriksa Tteknologi nuklir di Teheran pada April 2019 lalu. Foto: Google.com

Diamma.com – Proses pengayaan uranium milik Iran sudah dalam tahap proses dengan menyuntikkan gas uranium ke dalam alat pemisah (centrifuge). Mesin tersebut sanggup memperkaya uranium hingga 4,5 persen, melewati batas yang ditetapkan dalam kesepakatan nuklir 2015 oleh Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) sebesar 3,9 persen.

Seperti dilansir Associated Press, pada Kamis (7/11) lalu, proses pemisahan isotop uranium tersebyt dilakukan di fasilitas nuklir bawah tanah di Fordo. Letaknya berada di utara Kota Qom.

“Kami menyuntikkan gas itu pada pukul 00.00 dini hari, dan butuh beberapa jam supaya stabil. Ketika pengawas Badan Energi Atom Dunia (IAEA) datang pada Sabtu mendatang, maka kami akan mencapai tingkat pengayaan 4,5 persen,” kata Kamalvandi.

Hal ini adalah bentuk kekecewaan Iran terhadap AS yang keluar dari kesepakatan nuklir pada Mei 2018 lalu dan kembali menjatuhkan sanksi kepada Iran.

Iran menyatakan akan tetap melanjutkan program nuklir mereka jika negara-negara Eropa yang turut meneken perjanjian tersebut tidak membantu mereka untuk mencabut sanksi menjual minyak ke negara lain.

Pemerintah Rusia menyatakan khawatir terhadap keputusan Iran untuk meningkatkan proses pengayaan uranium. Sebab hal tersebut dianggap bisa memperkeruh pertikaian dengan Amerika Serikat dan malah membuat Iran kembali dijerat dengan sanksi.

“Kami sedang memperhatikan dan memantau perkembangan situasi tersebut. Perombakan Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) tentu saja menjadi pertanda yang tidak baik karena kami mendukung kelanjutan kesepakatan ini,” kata juru bicara pemerintah Rusia, Dmitry Peskov, kepada AFP, Rabu (6/11).

Penulis: Sarah Nur Zakiah
Editor: Gadis Ayu Maharani


https://m.cnnindonesia.com/internasional/20191107090926-120-446246/abaikan-perjanjian-iran-proses-pemisahan-isotop-uranium
https://m.cnnindonesia.com/internasional/20191106202253-134-446178/macron-komentari-keputusan-iran-soal-pengayaan-uranium?

Penulis : Sarah Nurzakiah 

Editor    : Gadis Ayu Maharani