President Director Permata Bank Ridha D. M. Wirakusumah saat memberikan sambutan dalam salah satu acara Permata Bank. Foto: twitter.com.

Diamma.com – PT Bank Permata Tbk mengumumkan pertumbuhan laba bersih yang signifikan di kuartal ketiga yang berakhir pada 30 September 2019, dicerminkan melalui kinerja bisnis yang kuat, peningkatan kualitas aset serta likuiditas yang optimum.

Laba bersih setelah pajak menguat 121% menjadi Rp 1.1 triliun dari periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan Laba Operasional sebelum Penyisihan Penurunan Nilai Aset tercatat sebesar 15% diangka Rp2,1 triliun yang merupakan kontribusi dari kenaikan Pendapatan Bunga Bersih sebesar 3,0% dan Pendapatan Operasional selain Bunga sebesar 22%, sementara Net Interest Margin (NIM) tumbuh menjadi 4,2% diikuti oleh peningkatan signifikan Laba Operasional yang mencapai 279% menjadi Rp1,4 triliun sampai dengan akhir  September 2019.

Kualitas aset Bank yang lebih sehat tercermin pada penurunan biaya cadangan kredit sebesar 50% menjadi Rp741 miliar di akhir September 2019.

Ridha DM Wirakusumah, Direktur Utama PermataBank mengatakan, “Laba yang diperoleh PermataBank pada kuartal ketiga, memperkuat komitmen kami untuk mempertahankan kinerja laba yang solid dan terus menjaga kualitas asset Bank yang sehat. Kami juga menerapkan disiplin pengelolaan biaya operasional sehingga dapat dijaga pada level yang konstan ditengah berbagai investasi yang dilakukan Bank dan tekanan inflasi. Begitu juga dengan inovasi dalam produk dan pelayanan, termasuk peningkatan kualitas digital banking yang membantu menumbuhkan portofolio kredit kami,” ujarnya.

PermataBank mencatatkan kredit sebesar Rp107,6 triliun pada September 2019 dengan tumbuh moderat 1.0% yang dikontribusi dari Retail Banking dan Wholesale Banking. Pertumbuhan kredit netto secara marjinal ini terutama disebabkan percepatan penyelesaian kredit bermasalah yang menyebabkan penurunan jumlah kredit yang diberikan.

Secara bruto, kredit sehat yang diberikan tumbuh sebesar 8% dibandingkan dengan tahun lalu, yang dibukukan secara selektif dengan mengutamakan kualitas aset sesuai dengan kerangka kerja manajemen risiko kredit yang lebih pruden.

Rasio Non Performing Loan (NPL) gross dan NPL net di September 2019 semakin membaik secara signifikan masing-masing di posisi 3,3% dan 1,2% dari 4,8% dan 1,7% pada September 2018. Sebagai perbandingan, rasio NPL gross dan NPL net pada bulan Desember 2018 ada di posisi 4,4% dan 1,7%. Semua angka ini terus terjaga dibawah ketentuan regulator. Rasio NPL coverage tetap terjaga baik di level 164%, walaupun relatif turun dari 189% pada periode yang sama tahun lalu dan 176% pada Desember 2018. Pencapaian ini sejalan dengan perbaikan kualitas aset usaha dan kehati-hatian dalam memitigasi potensi kerugian kredit.


Keseluruhan biaya operasional terkontrol dengan baik, meningkat sejalan dengan rentang inflasi pada level 3,0% year-on-year. Rasio BOPO di September 2019 membaik secara signifikan menjadi 87% dari 96% pada September 2018, sebagai hasil dari penurunan biaya pencadangan kerugian kredit dan efisiensi biaya operasional ditengah tekanan inflasi.

Rasio Loan-to-Deposit (LDR) tercatat pada level 88% di September 2019. Tahun lalu LDR berada di 91% dan 90% pada Desember 2018. Angka ini menunjukan likuiditas bank yang kuat dan sejalan dengan upaya Bank dalam menjaga keseimbangan dalam penyaluran pinjaman yang maksimal dan likuiditas secara optimal untuk mendukung pertumbuhan kredit di masa yang akan datang.

Permata Bank juga berhasil meningkatkan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 2,0% YoY di September 2019, yang dikontribusi oleh pertumbuhan dana Giro dan Tabungan masing-masing sebesar 11,0% dan 6,0%, sementara dana mahal Deposito turun sebesar 4,0%. Rasio CASA bank meningkat menjadi 50% dari 47% pada periode yang sama tahun lalu. Hal ini menunjukkan struktur sumber pendanaan yang lebih baik untuk menjaga keseimbangan profitabilitas Bank secara maksimal dengan tetap mengelola likuiditas yang optimal.

Sementara, posisi permodalan Bank yang kuat tercermin pada kenaikan berkelanjutan rasio Common Equity Tier 1 (CET-1) dan Capital Adequacy Ratio (CAR) masing-masing sebesar 18,6% dan 19,8%. Rasio tersebut lebih tinggi dari persyaratan modal minimum, membaik dari 17,1% dan 19,2% yang tercatat di periode yang sama tahun lalu.


“Kami sangat bersemangat dengan hasil yang kuat di kuartal ini dan optimis dengan inisiatif yang telah kami luncurkan seperti PermataMobile X untuk Shariah Banking, pembukaan Model Branch, dan yang paling terbaru adalah kerjasama Penjaminan Kredit bersama Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), semuanya akan memperkuat kinerja kami dan memberikan hasil yang lebih baik di masa mendatang.” tutup Ridha dalam keterangan tertulisnya, Rabu (30/10/2019).

Penulis: Adhyasta Dirgantara
Editor: Octavia Dwi Lestari