Dua petugas tim medis sedang membawa seorang anak perempuan untuk diberi vaksin virus anti ebola
Foto: blid.de

Diamma.com– Tercatat, lebih dari 200 orang telah meninggal dunia akibat wabah Ebola terbaru di Republik Demokratik Kongo. Menurut Otoritas Kesehatan Nasional, sekitar setengah korban berasal dari Beni, sebuah kota 800.000 di wilayah Kivu Utara.

Program vaksinasi sejauh ini tercatat sudah disuntikan kepada 25.000 orang. Namun, Menteri Kesehatan Oly Ilunga mengatakan pemberontak bersenjata terus mengganggu tim medis. Penjaga perdamaian PBB di Negara itu telah meminta kelompok-kelompok bersenjata untuk tidak menghalangi para pekerja medis yang memerangi penyakit itu.

“Kami mohon hentikan ancaman, serangan fisik, penculikan, sampai kepada penghancuran alat medis,” ujar Ilunga

“Dua dari rekan kami di Unit Medis Respon Cepat bahkan telah kehilangan nyawa dalam serangan,” lanjutnya.

Pekan lalu, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan kurangnya keamanan merupakan tantangan terbesar dalam melawan wabah ini.

Tahun 1976 merupakan awal mula wabah Ebola mulai menyerang Kongo, pada Juli 2018 kemarin wabah tersebut telah dinyatakan hilang. Namun saat ini wabah tersebut datang kembali, Virus ini menyebar melalui sejumlah kecil cairan tubuh dan infeksi sering terbukti fatal. Kementerian Kesehatan mengatakan tercatat 291 kasus telah dikonfirmasi dan lebih dari 200 orang yang meninggal dunia.

 

Penulis: Ivan Nurhidayat
Editor: Octavia Dwi Lestari
(Dilansir dari beberapa sumber)