Cherophobia adalah rasa takut terhadap kebahagiaan. Foto: kumparan

Diamma.com-Merasakan bahagia merupakan harapan bagi setiap orang. Namun, hal itu tidak berlaku bagi penderita Cherophobia. Apa itu Cherophobia?

Cherophobia adalah rasa takut terhadap rasa bahagia. Penderita Cherophobia akan menghindari segala aktivitas yang berhubungan dengan hal yang menyenangkan. Seperti contoh, orang akan merasa bahagia jika berkumpul dengan teman-temannya. Namun, bagi penderita fobia ini, mereka akan lebih memilih untuk menghindari aktivitas itu karena takut merasa bahagia.

Meski begitu, bukan berarti penderita fobia ini selalu merasakan kesedihan. Hanya saja, mereka tidak ingin larut dalam kebahagiaan yang mendalam. Mereka percaya jika merasa bahagia maka hal-hal buruk akan menimpa mereka.

Carrie Barron, seorang psikiater mengatakan penderita ini bisa disebabkan karena hukuman di masa lalu. Hal tersebut normal jika hingga menyebabkan seseorang menderita fobia ini.

“Memang seolah tak biasa melihat orang takut akan rasa yang baik. Tapi jika dilihat dari penyebab misalnya berupa hukuman di masa kecil, itu bisa jadi normal,” ujarnya dalam Psychology Today.

Barron menambahkan hal ini bisa terjadi setelah peristiwa buruk menimpa seseorang setelah merasa bahagia di masa lalu. Namun, fobia ini dapat ditangani dengan mengulik masa lalu penderita.

Penderita pun juga harus mampu menoleransi peristiwa yang terjadi di masa lalunya. Selain itu, mereka harus mampu menganggap kebahagiaan tidak akan menimbulkan hal negatif.

Seperti halnya Stephanie Yeboah, penderita Cherophobia yang menceritakan rasa takutnya.

“Itu adalah perasaan putus asa total yang mengarah pada kecemasan untuk aktif dalam sesuatu yang membuat bahagia. Tidak selalu hidup dalam rasa sedih. Dalam kasus saya, Cherophobia dipicu peristiwa traumatis,” tuturnya kepada The Metro.

Yeboah menceritakan di mana ia merasa takut saat merayakan keberhasilan dan bahkan saat ia mencapai target. Kini, Yeboah sudah mampu mengatasinya hanya dengan berusaha berdamai dan tidak memikirkan penyakitnya.

Penulis: Faradina Fauztika
Editor: Siti Nurmayani Putri
(Dilansir dari beberapa sumber)